KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat-Nya kami diberikan kesehatan serta kemampuan sehingga dapat
menyelesaikan tugas makalah Gizi Masyarakat berjudul “Kekurangan Vitamin A”
dengan lancar tanpa halangan suatu apapun.
Penulisan makalah ini merupakan tugas mata kuliah Gizi Masyarakat dan sebagai persyaratan untuk memenuhi mata kuliah Gizi Masyarakat.
Penulisan makalah ini merupakan tugas mata kuliah Gizi Masyarakat dan sebagai persyaratan untuk memenuhi mata kuliah Gizi Masyarakat.
Dalam makalah ini penulis mengahrapkan agar makalah ini
dapat di pergunakan oleh berbagai pihak terutama unutuk teman-teman sejawat
serta dapat menjadi referensi pembuatan makalah tentang penyakit kekurangan
vitamin A selanjutnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat menjadi yang lebih baik. Akhir kata penulis
berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Kendari 28 Agustus 2014
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Vitamin A merupakan zat gizi yang penting
(essensial) bagi manusia, karena zat gizi ini tidak dapat dibuat oleh tubuh,
sehingga harus dipenuhi dari luar. Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan
mencegah kebutaan, vitamin A menngkatkan daya tahan tubuh. Tubuh memerlukan
asupan vitamin yang cukup sebagai zat pengatur dan memperlancar proses
metabolisme dalam tubuh. Sebagai vitamin yang larut lemak, vitamin A membangun
selsel kulit dan memperbaiki sel-sel tubuh, menjaga dan melindungi kesehatan
mata, menjaga tubuh dari infeksi, serta menjaga pertumbuhan tulang dan gigi.
Karena fungsi tersebut, vitamin A sangat bagus dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan anak.
KVA merupakan suatu kondisi dimana mulai timbul
gejala kekurangan konsumsi vitamin A. Defisiensi vitamin A dapat merupakan
kekurangan primer akibat kurang konsumsi. KVA dapat pula disebut kekurangan
sekunder apabila disebabkan oleh gangguan penyerapan dan penggunaan vitamin A
dalam tubuh, kebutuhan meningkat, atau karena gangguan pada konversi karoten
menjadi vitamin A.
Kekurangan vitamin A masih merupakan masalah yang tersebar di seluruh dunia terutama di negara berkembang dan dapat terjadi pada semua umur terutama umur pada masa pertumbuhan (balita). Kekurangan vitamin A dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh dan menurunkan epitelisme sel-sel kulit. Kekurangan vitamin A dapat terjadi karena beberapa sebab antara lain konsumsi makanan yang tidak cukup vitamin A dan provitamin A untuk jangka waktu yang lama, bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif, menu yang tidak seimbang (kurang lemak, protein, zink atau zat gizi lainnya) yang diperlukan untuk penyerapan vitamin A dan penggunaan vitamin A dalam tubuh, adanya gangguan penyerapan vitamin A dan provitamin A seperti pada penyakit-penyakit antara lain diare kronik, KEP dan lain-lain sehingga kebutuhan vitamin A meningkat, adanya kerusakan hati yang menyebabkan gangguan pembentukan retinol binding protein (RBP) dan pre-albumin yang penting untuk penyerapan vitamin.
Kekurangan vitamin A masih merupakan masalah yang tersebar di seluruh dunia terutama di negara berkembang dan dapat terjadi pada semua umur terutama umur pada masa pertumbuhan (balita). Kekurangan vitamin A dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh dan menurunkan epitelisme sel-sel kulit. Kekurangan vitamin A dapat terjadi karena beberapa sebab antara lain konsumsi makanan yang tidak cukup vitamin A dan provitamin A untuk jangka waktu yang lama, bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif, menu yang tidak seimbang (kurang lemak, protein, zink atau zat gizi lainnya) yang diperlukan untuk penyerapan vitamin A dan penggunaan vitamin A dalam tubuh, adanya gangguan penyerapan vitamin A dan provitamin A seperti pada penyakit-penyakit antara lain diare kronik, KEP dan lain-lain sehingga kebutuhan vitamin A meningkat, adanya kerusakan hati yang menyebabkan gangguan pembentukan retinol binding protein (RBP) dan pre-albumin yang penting untuk penyerapan vitamin.
KVA sering timbul pada balita dan anak-anak. Di
Indonesia, kecukupan gizi anak usia hingga tiga tahun seharusnya 350-400 RE per
hari. Namun, dalam beberapa survei dikatakan bahwa 50% anak berusia 1-2 tahun
tidak mengkonsumsi vitamin A dalam jumlah yang memadai karena faktor kemiskinan
dan malnutrisi. Selama krisis ekonomi melanda Indonesia sejak tahun 1997, daya
beli masyarakat menurun sehingga terjadi kecenderungan meningkatnya KVA pada
ibu hamil dan balita.
B. RUMUSAN
MASALAH
a)
Apa sejarah Vitamin?
b)
Apa pengertian vitamin?
c)
Apa fungsi vitamin A bagi tubuh manusia
?
d)
Apa Patofisiologi Penyakit Kekurangan
Vitamin A?
e)
Bagaimana Cara mencegah dan
menanggulangi KVA?
f)
Apa saja makanan yang
mengandung Vitamin A?
C.
TUJUAN
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
a)
Pembaca mengerti
akan sejarah vitamin.
b)
Pembaca mengerti
akan definisi dari vitamin.
c)
Pembaca bisa
mengetahui fungsi vitamin A
d)
Pembaca bisa
mengetahui patofisiologi Vitamin A
e)
Pembaca bisa
mengetahui cara mencegah dan menanggulangi Kekurangan Vitamin A.
f)
Pembaca bisa
mengetahui makanan-makanan yang mengandung Vitamin A.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Sejarah Vitamin A
Sejarah
penemuan vitamin dimulai oleh Eijkman yang pertama kali mengemukakanadanya zat
yang bertindak sebagai faktor diet esensial dalam kasus penyakit beri-beri.
Pada tahun1897 ia memberikan gambaran adanya suatu penyakit yang diderita oleh
anak ayam yang serupa dengan beri-beri pada manusia. Gejala penyakit tersebut
terjadi setelah binatang diberi makananyang terdiri atas`beras giling murni.
Ternyata penyakit ini dapat disembuhkan dengan memberikan makanan sisa gilingan
beras yang berupa serbuk. Hasil penemuan yang menyatakan bahwa dalam makanan
ada faktor lain yang penting selain kabohidrat, lemak dan proteinsebagai
energy, mendorong para ahli untuk meneliti lebih lanjut tentang vitamin,
sehinggadiperoleh konsep tentang vitamin yang kita kenal sekarang. Pada saat
ini terdapat lebih dari 20macam vitamin. Polish kemudian member nama faktor
diet esensial ini dengan vitamin.Selanjutnya hasil pekerjaan Warburg tentang
koenzim (1932-1935) dan kemudian penyelidikan R Kuhn dan P Kerrer menunjukkan
adanya hubungan antara struktur kimia viatamin dengankoenzim.
Vitmain A
ditemukan pada tahun 1913 oleh Mc. Collum dan Davis. Vitamin A adalah
vitamin antioksidan yang larut dalam lemak dan penting
bagi penglihatan dan pertumbuhantulang.
Secara luas vitamin A merupakan nama generic yang menyatakan semua retinoid dan
precursor/ provitamin A/ karotenid yang mempunyai aktivitas biologic sebagai
retinol. Retinol diserap dalam bentuk prekursor.
B.
DEFINISI VITAMIN A
Vitamin A adalah vitamin yang larut dalam
lemak. Berdasarkan struktur kimianya disebut retinol atau retina atau disebut
juga dengan asam retinoat, terdapat pada jaringan hewan dimana retinol 90-95%
disimpan pada hati.
Vitamin A adalah slah satu zat gizi dan
golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan
mata (agar dapat melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh (meningkatkan
daya tahan tubuh untuk melawan penyakit, khususnya diare dan penyakit infeksi).
Vitamin A atau berdasarkan struktur kimianya dibagi menjadi dua bentuk, yaitu :
1.
Retinol
Retinol dapat dimanfaatkan langsung oleh tubuh karena
umumnya sumber retinol diperoleh dar makanan hewani seperti telur, hati, munyak
ikan yang mudah dicerna dalam tubuh.
2.
Betacarotene
Sering disebut pro-vitamin A, baru dapat dirasakan setelah
mengalami proses pengolahan menjadi retinol. Sumber betacarotene berasal dari
makanan yang berwarna orange atau hijau tua, seperti wortel, bayam, ubi kuning,
mangga dan pepaya.
Retinol atau Retinal atau juga Asam Retinoat,
dikenal sebagai faktor pencegahan xeropthalmia, berfungsi untuk pertumbuhan sel
epitel dan pengatur kepekaan rangsang sinar pada saraf mata, Jumlah yang
dianjurkan berdasarkan Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (KGA-2004) per hari
400 ug retinol untuk anak-anak dan dewasa 500 ug retinol.Tubuh menyimpan retinol dan
betacarotene dalam hati dan mengambilnya jika tubuh memerlukannya.
Sumber vitamin A banyak terkandung dalam minyak
ikan. Vitamin A1 (retinal) banyak terkandung dalam hati ikan laut. Vitamin A2
(retinol) atau 3-dehidro retinol, terutama terkandung dalam hati ikan tawar.
Vitamin A yang berasal dari minyak ikan, sebagian besar ada dalam bentuk ester.
Vitamin A juga terkandung dalam bahan pangan,
sperti mentega, kuning telur, keju, hati, daun hijau dan wortel. Warna hijau
tubuh-tumbuhan merupakan petunjuk yang baik tingginya kadar karoten.
C. FUNGSI VITAMIN A BAGI TUBUH
Berikut
ini adalah fungsi vitamin A bagi manusia selain untuk kesehatan mata:
1.
Mengoptimalkan perkembangan janin
Vitamin A sangat penting bagi ibu hamil.
Karena sifatnya mudah larut dalam air dan lemak sehingga diperlukan untuk
kesehatan si jabang bayi. Seperti membantu perkembangan sel mata, organ mata,
untuk pertumbuhan tulang, untuk kesehatan kulitnya, dan membantu perkembangan
jantung.
2.
Menghambat sel kanker payudara
Berdasarkan penelitian terbaru ilmuan
asal Amerika, diungkapkan bahwa vitamin A ini dapat menghambat pertumbuhan
kanker yang sering menyerang wanita, yaitu kanker payudara. Walau tidak secara
langsung, namun bentuk turunannya berupa asam retinoat atau retinol inilah yang
akan menghambat pertumbuhan jaringan kanker itu sendiri.
3.
Meningkatkan kekebalan tubuh (Imunitas)
Vitamin A yang mengandung retinil
palmitat dan retinil asetat dapat mencegah infeksi dari berbagai macam
organisme kecil yang dapat merugikan tubuh. Seperti bakteri yang mencoba masuk
dalam tubuh melalui pernafasan dan makanan.
4.
Menghambat proses penuaan dini
Vitamin A ini sendiri dapat menghasilkan
antioksidan yang mana bisa menangkal radikal bebas. Radikal bebas ini adalah
udara tidak bersih yang terhirup oleh organ pernafasan kita. Karena semakin
tinggi reaksi antioksidan itu sendiri maka semakin banyak polusi yang masuk ke
dalam tubuh. Namun dengan vitamin A ini, maka kerusakan akibat radikal bebas
dapat dicegah untuk memperlambat proses penuaan pada kulit.
D. PATOFISIOLOGI KVA
Beberapa penyakit akibat kekurangan vitamin A
diantaranya adalah buta senja, xerosis konjuctiva, xerosis konjunctiva disertai
bercak bitot, xerosis kornea, keratomalasia atau ulserasi kornea, jaringan
parut, fundus xeraftalmia. Xeroftalmia adalah istilah yang menerangkan gangguan
akibat kekurangan vitamin A pada mata, termasuk kelainan anatomi bola mata dan
gangguan fungsi sel retina yang berakibat kebutaan. Kata xeroftalmia (bahasa
latin) berarti “mata kering”, karena terjadi kekeringan pada selaput lendir
(konjuctiva) dan selapt bening (kornea) mata (Wardani, 2012).
Xeroftalmia terjadi akibat tubuh kekurangan
vitamin A. Bila ditinjau dari konsumsi makanan sehari-hari orang yang menderita
KVA disebabkan oleh :
a. Konsumsi
makanan yang tidak mengandung cukup vitamin A atau pro-vitamin A untuk jangka
waktu yang lama
b. Pada
masa bayi tidak diberikan ASI eksklusif
c. Menu
yang tidak seimbang, yang diperlukan untu penyerapan danpenggunaan vitamin A di
dalam tubuh
d. Adanya
gangguan penyerapan vitamin A atau pro-vitamin A seperti pada penyakit-penyakit
antara lain, gangguan pada pankreas, diare kronik, KEP dan penyakit lainnya
sehingga kebutuhan vitamin A meningkat
e. Adanya
kerusakan hati, spert pada kwashiorkor dan hepatitis kronik yang memyebabkan
gangguan pembentukan RBP dan penyerapan vitamin A. (Saputra, 2012).
1. Tanda
– tanda dan Gejala Klinis
KVA adalah kelainan sistemik yang mempengaruhi
jaringan epitel dari organ-organ seluruh tubuh, termasuk paru-paru, usus, mata
dan organ lain. Akan etapi gambaran gangguan secara fisik dapat langsung
terlihat oleh mata.
Kelainan kuit pada umumnya terlihat pada tungkai baeah bagian depan dan lengan atas bagian belakang, kulit nampak kering dan bersisik. Kelainan ini selain diebabkan oleh KVA dapat juga disebabkan kekurangan asam lemak essensial, kurang vitamin golongan B atau KEP.
Kelainan kuit pada umumnya terlihat pada tungkai baeah bagian depan dan lengan atas bagian belakang, kulit nampak kering dan bersisik. Kelainan ini selain diebabkan oleh KVA dapat juga disebabkan kekurangan asam lemak essensial, kurang vitamin golongan B atau KEP.
Gejala klinis KVA pada mata akan timbul bila
tubuh mengalami KVA yang telah berlangsung lama. gejala tersebut akan lebih
cepat muncul jika menderita penyaki campak, diare, ISPA dan penyakit infeksi
lainnya.
Gejala klinis KVA pada mata menurut klasifikasi WHO sebagai
berikut :
a). Buta
senja = XN. Buta senja terjadi akibat gangguan pada sel batang retina. Pada
keadaan ringan, sel batang retina sulit beradaptasi di ruang yang remang-remang
setelah lama berada di cahaya yang terang. Penglihatan menurun pada senja hari,
dimana penderita tidak dapat melihat lingkungan yang kurang cahaya.
b). Xerosis
konjunctiva = XI A. Selaput lendir mata tampak kurang mengkilat atau terlihat
sedikit kering, berkeriput, dan berpigmentasi dengan permukaan kasar dan kusam.
c). Xerosis
konjunctiva dan bercak bitot = XI B. Gejala XI B adalah tanda-tanda XI A
ditambah dengan bercak bitot, yaitu bercak putih seperti busa sabun atau keju
terutama celah mata sisi luar. Bercak ini merupakan penumpukan keratin dan sel
epitel yang merupakan tanda khas pada penderita xeroftalmia, sehingga dipakai
sebagai penentuan prevalensi kurang vitamin A pada masyarakat. Dalam keadaan
berat tanda-tanda pada XI B adalah, tampak kekeringan meliputi seluruh permukaan
konjunctiva, konjunctiva tampak menebal, berlipat dan berkerut.
d). Xerosis
kornea = X2. Kekeringan pada konjunctiva berlanjut sampai kornea, kornea tampak
suram dan kering dengan permukaan tampak kasar.
e). Keratomalasia
dan Ulcus Kornea = X3 A ; X3 B. Kornea melunak seperti bubur dan dapat terjadi
ulkus. Pada tahap ini dapat terjadi perforasi kornea. Keratomalasia dan tukak kornea dapat berakhir dengan
perforasi dan prolaps jaringan isi bola mata dan membentuk cacat tetap yang
dapat menyebabkan kebutaan. Keadaan umum yang cepat memburuk dapat
mengakibatkan keratomalasia dan ulkus kornea tanpa harus melalui tahap-tahap
awal xeroftalmia.
f). Xeroftalmia
Scar (XS) = jaringan parut kornea. Kornea tampak menjadi putih atau bola mata
tampak mengecil. Bila luka pada kornea telah sembuh akan meninggalkan bekas
berupa sikatrik atau jaringan parut. Penderita menjadi buta yang sudah tidak
dapat disembuhkan walaupun dengan operasi cangkok kornea.
g). Xeroftalmia
Fundus (XF). Tampak seperti cendol
XN, XI A, XI B, X2 biasanya dapat sembuh
kembali normal dengan pengobatan yang baik. Pada stadium X2 merupakan keadaan
gawat darurat yang harus segera diobati karena dalam beberapa hari bisa menjadi
keratomalasia. X3A dan X3 B bila diobati dapat sembuh tetapi dengan
meninggalkan cacat yang bahkan dapat menyebabkan kebutaan total bila lesi pada
kornea cukup luas sehingga menutupi seluruh kornea.
Prinsip dasar untuk mencegah xeroftalmia adalah memenuhi kebutuhan vitamin A yang cukup untuk tubuh serta mencegah penyakit infeksi. Selain itu perlu memperhatikan kesehatan secara umum (Wardani, 2012).
Prinsip dasar untuk mencegah xeroftalmia adalah memenuhi kebutuhan vitamin A yang cukup untuk tubuh serta mencegah penyakit infeksi. Selain itu perlu memperhatikan kesehatan secara umum (Wardani, 2012).
E. CARA MENCEGAH DAN
MENANGGULANGI KVA
Melihat dampak yang dapat diakibatkan oleh
kekurangan vitamin A seperti yang dijelaskan di atas, maka masalah defisiensi
vitamin A ini tidak boleh diremehkan karena dapat menyebabkan kematian. Untuk
mengatasi hal ini, ada beberapa langkah yang harus terus dilakukan, antara lain
:
a. Memperbaiki
pola makan masyarakat melalui penyuluhan-penyuluhan sehingga masyarakat kita
semakin gemar mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan.
b. Melakukan
fortifikasi vitamin A terhadap beberapa bahan makanan yang banyak dikonsumsi
masyarakat dengan memperhatikan syarat-syarat fortifikasi, missal tidak
menyebabkan perubahan rasa pada bahan makanan tersebut atau tidak menyebabkan
kenaikan harga yang terlalu tinggi. Contoh bahan makanan yang dapat dilakukan
fortifikasi adalah pada MSG atau pada mie instant
c. Meningkatkan
program pemberian suplemen vitamin A yang sudah berjalan pada kelompok sasaran
yaitu :
1). Bayi
umur 6-12 bulan : diberikan kapsul vitamin A warna biru, dosis 100.000 UI
setiap bulan februari dan agustus.
2). Anak
umur 1-5 tahun : diberikan kapsul vitamin A warna merah, dosis 200.00 UI setiap
bulan februari dan agustus
3). Ibu
nifas : diberikan kapsul vitamin A dosis 200.000 UI, sehari setelah melahirkan
dan diberikan lagi 24 jam kemudian (masing-masing satu kapsul ).
4). Anak
yang terserang campak : diberikan kapsul vitamin A dosis 200.000 UI.
d. Pemberian
imunisasi pada anak harus terus dipantau supaya terhindar dari penyakit
infeksi.
e. Mengkonsumsi
makanan yang seimbang agar metabolisme vitamin A dalam tubuh dapat berjalan
secara normal.
F. MAKANAN YANG MENGANDUNG VITAMIN A
Untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi Vitamin A untuk tubuh dapat di perolah melalui
makan-makanan sebagai berikut:
1.
Sereal
Berasal
dari jagung kuning dan gandum
2.
Umbi-umbian
Umbi-umbian
yang mengandung banyak vitamin A adalah ubi kuning, ubi kuning kukus, ubi jalar
merah, ubi rambat merah,
3.
Biji-bijian
Dari
biji-bijian atau kacang-kacangan adalah kacang ercis dan kacang merah
4.
Sayuran
Sayuran
yang mengandung banyak vitamin A diantaranya bakung, bayam, bayam keripik
goreng, bunkil daun talas, bayam merah, daun genjer, daun jambu, daun jambu
mete, daun kacang panjangl, serta daun hijauan lainnya, Gandaria, kacang
panjang, kankung, kol cina, labu kuning, pak soy, putri malu, ranti muda,
rumput laut, sawi, semanggi, terong hintalo dan wortel.
5.
Buah-buahan
Contohnya
adalah apel, buah negeri, kesemek, mangga, pepaya, pisang, sowa serta sukun.
6.
Hewani
Sumber
vitamin A Hewani berasal dari daging ayam, bebek, ginjal domba, hati sapi, hati
ayam, sosis hati, berbagai jenis ikan (baronang, cakalang, gabus, kawalinya,
kima, lehoma, malugis, rajungan, sarden, sunu, titang dan tongkol), telur ikan
dan juga telur asin.
7.
Hasil olahan
Selain
vitamin A alami ada juga yang berasal dri olahan seperti kelapa, susu, mentega,
minyak ikan, minyak kelapa sawit, tepung ikan serta tepung susu.
Makanan
yang mengandung vitamin A Tinggi
·
hati
(sapi, babi, ayam, kalkun, ikan) (6500 mg 722%)
·
wortel
(835 ug 93%)
·
brokoli
daun (800 mg 89%)
·
ubi
jalar (709 mg 79%)
·
mentega
(684 mg 76%)
·
kangkung
(681 ug 76%)
·
bayam
(469 ug 52%)
·
labu
(400 mg 41%)
·
collard
hijau (333 mg 37%)
·
Keju
cheddar (265 mg 29%)
·
melon
melon (169 mg 19%)
·
telur
(140 mg 16%)
·
aprikot
(96 mg 11%)
·
pepaya
(55 mg 6%)
·
mangga
(38 mg 4%)
·
kacang
(38 mg 4%)
·
brokoli
(31 mg 3%)
·
susu
(28 mg 3%)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kekurangan
vitamin A diantaranya disebabkan karena konsumsi vitamin A yang kurang dari kebutuhan
harian, terkena penyakit infeksi, dan kurangnya kesadaran mengenai pentingnya
vitamin A untuk kesehatan tubuh dan mata.
2. Apabila
gejala-gejala kekurangan vitamin A tidak segera diobati, maka akan menyebabkan
penyakit atau gangguan pada mata yang lebih seris dan dapat menyebabkan
kebutaan.
B. SARAN
1. Selain
petugas kesehatan Pelatihan kader posyandu yang tepat juga diperlukan untuk
melakukan penyuluhan atau melakukan survei pada setiap penduduk untuk
mengetahui apakah ada keluarga yang anggotanya terkena KVA.
2. Promosi
juga dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penambahan balita atau
masyarakat terkena KVA, yatu dengan mengadakan penerbitan buletin kesehatan
setiap minggu atau setiap bulan dan diberikan kepada masyarakat, untuk menambah
kesadaran dan pengetahuan betapa pentingnya hidup sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Sommer, Alfred. 2005. Defisiensi Vitamin A dan Akibatnya.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran (EGC).
Gibney, Michael J, dkk. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran (EGC).
Sacher, Roland A dan Richard A
MacPherson. 2004. Tinjauan Klinis Hasil
Pemeriksaan Laboratorium Edisi 11. Jakarta : Penerbit Buku Kedikteran
(EGC).
Iselbacher, dkk. 2000. Harrison : Prinsi-Prinsip Ilmu Penyakit
Dalam Edisi 13. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC).
Behran, Kliegman dan Arvin. 2000. Nelson
: Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC).