Kamis, 18 Desember 2014

Tugas Makalah PPM Infeksi Saluran Cerna



KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya kami diberikan kesehatan serta kemampuan sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah berjudul “Pencemaran Lingkungan Yang Disebabkan Merkuri (Hg)” dengan lancar tanpa halangan suatu apapun.
Dalam makalah ini penulis mengahrapkan agar makalah ini dapat di pergunakan oleh berbagai pihak terutama unutuk teman-teman sejawat serta dapat menjadi referensi pembuatan makalah tentang penyakit infeksi saluran pencernaan selanjutnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat menjadi yang lebih baik. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Kendari     Nopember 2014

Penulis









BAB I
PENDAHULIAN
1.        Latar Belakang
Pada tahun 1980, gastroenteritis dengan semua penyebabnya mengakibatkan 4,6 juta kematian pada anak-anak, dengan mayoritas kasus terjadi di negara berkembang. Tingkat kematian berkurang secara signifikan (menjadi sekitar 1,5 juta kematian setiap tahun) sejak tahun 2000, terutama karena pengenalan dan penggunaan luas terapi rehidrasi oral
Infeksi Saluran Pencernaan merupakan penyakit yang menyerang sistem pencernaan manusia. Penyakit ini tentunya terasa sangat mengganggu karena tidak jarang menimbulkan rasa sakit dan menghambat aktivitas. Penyakit ini termasuk sering menyerang walaupun memang tergolong bisa disembuhkan. Ada beberapa jenis penyakit infeksi yang akan dibahas dalam artikel ini. Secara umum, infeksi bisa terjadi karena adanya bakteri di dalam saluran pencernaan akibat makanan atau minuman yang tidak bersih serta pola makan yang tidak teratur.
Secara global, sebagian besar kasus pada anak-anak disebabkan mikroorganisme misal bakteri, parasit maupun virus. Penularannya bisa terjadi karena konsumsi makanan yang dimasak secara tidak benar atau air yang terkontaminasi atau melalui persinggungan langsung dengan orang yang terinfeksi.
Yang paling utama dalam penanganan penyakit ini adalah hidrasi yang cukup. Untuk kasus ringan atau sedang, ini bisa dilakukan melalui pemberian larutan rehidrasi oral. Untuk kasus yang lebih berat, pemberian cairan melalui infus mungkin diperlukan. Gastroenteritis paling banyak terjadi pada anak-anak dan masyarakat di negara berkembang.
Dari studi kasus yang diberikan, kami mengangkat infeksi saluran pencernaan dalam makalah ini karena kasus ini mendapat urutan ke dua penyakit yang menonjol pada wilayah kerja puskesmas Angkasa bumi.
2.        Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
Bagaimana cara menyelesaikan kasus penyakit infeksi di Wilayah kerja Puskesmas Angkasa Bumi dengan Menggunakan pendekatan PPM?


3.        Tujuan
Tujuan dalam makalah ini yaitu :
a.       Untuk menurunkan jumlah penderita penyakit infeksi saluran cerna.
b.      Memberikan pemahaman kepada masyarakat di daerah kerja puskesmas Seribu malam tentang penyakit infeksi saluran pencernaan.
c.       Untuk mengetahui cara pendekatan PPM dalam menurunkan infeksi saluran cerna.













 
BAB II
GAMBARAN UMUM

Puskesmas Angkasa bumi adalah salah satu puskesmas di Kabupaten Seribu Malam. Wilayah kerja puskesmas tediri dari desa dengan jumlah penduduk 6000 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga  1.200 KK. Luas wilayah ±25 Km2 persegi.
Secara Topografi sebagian wilayah 4 desa di ketinggian 600 meter di atas permukaan laut dan sebagian lagi berada di wilayah yang datar.
Data umum keadaan kesehatan di wilayah tersebut:
a.       Unit Pelayanan Kesehatan
1.      1 buah Puskesmas Perawatan
2.      2 buah Puskesmas pembantu
3.      30 buah posyandu
4.      2 buah pondok bersalin
b.      Ketenagaan
1.      180 kader posyandu, 70% kader tidak aktif
2.      16 orang dukun bersalin (semua belum dilatih).
c.       Tenaga Kesehatan Terbatas
1.      1 orang dokter umum
2.      12 orang pearawat
3.      1 orang tenaga sanitarian
4.      1 orang tenaga gizi
5.      2 orang tenaga kesehatan masyarakat
6.      1 orang laboran
7.      1 orang tenaga asisten apoteker
8.      8 orang tenaga administrasi
d.      Sarana dan Prasarana
1.      1 buah mobil puskesmas keliling
2.      3 buah motor roda 2
3.      3 buah sepeda juru imunisasi
e.       Data penyakit yang menonjol
1.      Penyakit ISPA
2.      Penyakit Saluran Pencernaan
3.      Penyakit Kulit
4.      Penyakit Cacingan
5.      Penyakit Kurang gizi Balita
6.      Penyakit Infeksi (Malaria-TBC) Yang belum tertangani dengan baik.
f.       Data Kesehatan Lingkungan
1.      30% masyarakat menggunakan jamban dan air minum yang memenuhi syarat.
2.      Masyarakat menggunakan kali, kebun, di hutan sebagai tempat buang air besar
3.      Sumber air yang digunakan adalah air kali, sumur gali, dan daerah pegunungan menggunakan mata air.
4.      2 desa penduduknya membeli air untuk kebutuhan sehari-hari akibat tidak ada sumber air yang mudah di dapat.
5.      Genangan air terdapat dimana-mana, belum tertangani dengan baik.
g.      Data status Kesehatan
1.      Angka kematian bayi tinggi, 25 % persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan selebihnya oleh dukun atau tenaga lain yang profesional
2.      Angka absensi anak sd cukup tinggi akibat sering sakit dan intelegensi mereka realitf rendah karena gizi kurang dan prevelensi cacing askarais cukup tinggi.
3.      Perumahan hanya 40 % memenuhi syarat kesehatan.
h.      Data umum
1.      Kegiatan posyandu antara hidup dan mati
2.      Prnghasilan rata-rata penduduk relatif cukup bagus
3.      Partisipasi masyarakat dalam pembangunan cukup bagus
4.      Camat dan kepala desa respon terhadap kesehatan relatif belum maksimal
5.      Petugas kesehatan 30% tinggal di luar wilayah kerja puskesmas





BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
1.        Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan
Infeksi Saluran Pencernaan merupakan penyakit yang menyerang sistem pencernaan manusia. Penyakit ini tentunya terasa sangat mengganggu karena tidak jarang menimbulkan rasa sakit dan menghambat aktivitas. Penyakit ini termasuk sering menyerang walaupun memang tergolong bisa disembuhkan. Ada beberapa jenis penyakit infeksi yang akan dibahas dalam artikel ini. Secara umum, infeksi bisa terjadi karena adanya bakteri di dalam saluran pencernaan akibat makanan atau minuman yang tidak bersih serta pola makan yang tidak teratur.
Gastroenteritis biasanya disertai dengan diare dan muntah, atau meskipun tidak terlalu banyak terjadi, hanya disertai dengan salah satu gejala tersebut. Tanda-tanda dan gejala biasanya muncul 12–72 jam setelah terjangkit agen penginfeksi. Bila disebabkan oleh virus, kondisi ini biasanya membaik dalam satu minggu. Beberapa gejala yang diakibatkan oleh virus juga mungkin diasosiasikan dengan demam, letih, sakit kepala, dan nyeri otot. Jika tinja mengandung darah, lebih kecil kemungkinannya disebabkan oleh virus dan lebih besar kemungkinannya disebabkan oleh bakteri. Beberapa infeksi bakteri juga bisa diasosiasikan dengan nyeri perut akut dan mungkin bertahan selama beberapa minggu.

2.        Jenis-Jenis Infeksi Saluran Pencernaan
Infeksi pencernaan adalah maag atau juga disebut tukak lambung. Salah satu penyebab maag adalah adanya bakteri bernama Helicobacter pylori. Bakteri ini akan merusak lambung dan akhirnya menyebabkan maag. Maag sendiri dirasakan penderita dengan gejala perut yang terasa sangat melilit. Sebaiknya penderita maag segera minum obat maag untuk mengurangi rasa sakitnya. Maag juga disebabkan karena terlambat makan sehingga penderita harus benar-benar selalu menjaga pola makan yang teratur.
Selanjutnya ada sembelit atau sering disebut susah buang air besar. Biasanya orang yang sembelit, buang air besarnya tidak setiap hari tapi sekitar tiga hari sekali. Sembelit disebabkan karena di dalam usus besar terjadi penyerapan volume air yang terlalu besar sehingga tinja menjadi kering dan mengeras. Tinja yang mengeras ini membuatnya sulit untuk dikeluarkan dan terkadang saat pengeluarannya mengeluarkan darah dan terasa sakit. Penderita sembelit juga sering buang angin dan perut terasa tidak nyaman. Penyebabnya sederhana yakni kurangnya cairan di dalam tubuh serta kurangnya serat. Jika didiamkan bisa menyebabkan wasir makin besar dan terasa panas. Penderita sembelit sebaiknya segera meminum banyak air dan memperbanyak konsumsi serat melalui sayur dan buah.
Infeksi saluran pencernaan lainnya adalah radang usus buntu. Sesuai dengan namanya, infeksi ini terjadi karena usus buntu yang mengalami peradangan akibat adanya benda asing di usus dan tidak bisa keluar dengan sendirinya. Biasanya orang yang suka makan pedas, seringkali biji cabai tertinggal di usus buntu dan tidak bisa keluar. Benda asing tersebut menyebabkan usus buntu kelamaan pecah dan menyebabkan selaput di perut ikut meradang. Infeksi ini ditangani dengan cara dioperasi yakni usus buntunya dibuang. Operasi usus buntu tergolong ringan dan penderitanya tidak akan mengalami dampak yang terlalu besar setelah operasi karena usus buntu memang sebenarnya tidak memiliki fungsi yang signifikan.
Salah satu organ saluran pencernaan adalah kelenjar ludah. Kelenjar ludah yang terserang virus akan membengkak dan menyebabkan penyakit gondongan. Gondongan akan menyebabkan proses pencernaan secara keseluruhan menjadi terhambat. Penyakit ini cukup sering ditemui dengan gejala pembengkakan di pipi bagian bawah atau di leher atas. Selain itu, gondongan juga disertai dengan demam dan susah makan. Penyakit ini bisa disembuhkan dengan pemberian obat yang bisa melemahkan virus dan biasanya dalam 4 hari akan sembuh.
Infeksi pencernaan yang paling sering didengar adalah diare. Dan merupakan penyakit infeksi saluran pencernaan yang paling sering banyak menyerang di daerah pedesaan atau daerah terpencil dengan sistem hygenitas yang rendah. Diare tidak hanya menyerang orang dewasa saja tetapi juga usia bayi. Diare disebabkan karena usus besar kemasukan sejenis bakteri. Bakteri tersebut menyebabkan kerja usus besar menjadi tidak maksimal yakni tidak bisa menyerap air dengan baik. Akibatnya, penderita diare akan sering buang air besar yang encer atau mengandung banyak air. Diare harus segera diatasi karena lama-lama bisa menyebabkan tubuh kehilangan cairan atau dehidrasi.



3.        Penyebab Diare
Diare terjadi akibat adanya rangsangan terhadap saraf otonom di dinding usus sehingga menimbulkan reflex mempercepat peristaltic usus, rangsangan ini dapat ditimbulkan oleh :
a.       Infeksi oleh bakteri pathogen, misalnya bakteri E.Colie
b.       Infeksi oleh kuman thypus (kadang-kadang) dan kolera
c.       Infeksi oleh virus, misalnya influenza perut dan ‘travellers diarre’
d.      Akibat dari penyakit cacing (cacing gelang, cacing pita)
e.       Keracunan makanan dan minuman
f.       Gangguan gizi
g.       Pengaruh enzyme tertentu
h.       Pengaruh saraf (terkejut, takut, dan lain sebagainya)

Beberapa perilaku yang dapat meningkatkan risiko terjadinya diare pada balita, yaitu ( Depkes RI, 2007):
1.       Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pertama pada kehidupan. Pada balita yang tidak diberi ASI resiko menderita diare lebih besar daripada balita yang diberi ASI penuh, dan kemungkinan menderita dehidrasi berat lebih besar.
2.       Menggunakan botol susu, penggunaan botol ini memudahkan pencemaran oleh kuman karena botol susah dibersihkan. Penggunaan botol yang tidak bersih atau sudah dipakai selama berjam-jam dibiarkan dilingkungan yang panas, sering menyebabkan infeksi usus yang parah karena botol dapat tercemar oleh kuman-kuman/bakteri penyebab diare. Sehingga balita yang menggunakan botol tersebut beresiko terinfeksi diare.
3.       Menyimpan makanan masak pada suhu kamar, bila makanan disimpan beberapa jam pada suhu kamar, makanan akan tercermar dan kuman akan berkembang biak.
4.       Menggunakan air minum yang tercemar.
5.       Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang tinja anak atau sebelum makan dan menyuapi anak.
6.       Tidak membuang tinja dengan benar, seringnya beranggapan bahwa tinja tidak berbahaya, padahal sesungguhnya mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar. Selain itu tinja binatang juga dapat menyebabkan infeksi pada manusia.
Faktor perilaku penyebab diare di daerah Dusun Ngumpul, Jogoroto, Jombang :

a.       Masih kurang dalam pengetahuan tentang akibat dan cara penanganan penyakit diare,
b.       Membiarkan anak bermain di sungai,
c.       Tidak membiasakan anaknya untuk cuci tangan sebelum makan, 
d.      Mencuci tangan tidak menggunakan sabun, tetapi hanya dilakukan sewaktu tangan tampak kotor,
e.       Masih banyaknya masyarakat yang membiarkan anaknya bermain di sungai, BAB disungai, mereka masih memanfaatkan “toilet terbuka” yang biasanya terletak di kebun, pinggir sungai, atau empang.
f.       Membuang sampah di belakang rumah ataupun di lahan kosong belakang rumah.

C.      Penularan Diare
Penularan penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung, seperti :
1)      Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.
2)      Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering memasukan tangan, mainan, ataupun yang lain kedalam mulut. Karena virus ini dapat bertahan dipermukaan udara sampai beberapa hari.
3)      Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar.
4)      Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih.
5)      Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan dan alat-alat yang dipegang.









D.   Gejala dan Akibat diare
Departemen Kesehatan RI (2000), mengklasifikasikan jenis diare menjadi empat kelompok yaitu :
1)      Diare akut: yaitu diare yang berlangsung kurang dari empat belas hari (umumnya kurang dari tujuh hari),
2)      Disentri; yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya,
3)      Diare persisten; yaitu diare yang berlangsung lebih dari empat belas hari secara terus menerus,
4)      Diare dengan masalah lain; anak yang menderita diare (diare akut dan persisten) mungkin juga disertai penyakit lain seperti demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya.
Diare akut dapat mengakibatkan:
(1)     Kehilangan air dan elektrolit serta gangguan asam basa yang menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolik dan hipokalemia,
(2)     Gangguan sirkulasi darah, dapat berupa renjatan hipovolemik sebagai akibat diare dengan atau tanpa disertai muntah,
(3)     Gangguan gizi yang terjadi akibat keluarnya cairan berlebihan karena diare dan muntah.

D.1    Gejala Diare
a.       Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah. Suhu tubuhnya meninggi
b.       Tinja bayi encer, berlendir, atau berdarah
c.       Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu
d.      Anusnya lecet
e.       Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang
f.       Muntah sebelum atau sesudah diare
g.       Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)
h.       Dehidrasi (kekurangan cairan)




D.2    Akibat Diare
a)       Dehidrasi
Dehidrasi akan menyebabkan gangguan keseimbangan metabolisme tubuh. Gangguan ini dapat mengakibatkan kematian pada bayi. Kematian ini lebih disebabkan bayi atau anak kehabisan cairan tubuh. Hal ini disebabkan karena asupan cairan itu tidak seimbang dengan pengeluaran melalui muntah dan berak, meskipun berlangsung sedikit demi sedikit. Banyak orang menganggap bahwa pengeluaran cairan seperti ini adalah hal biasa dalam diare. Namun, akibatnya sungguh berbahaya. Presentase kehilangan cairan tidak harus banyak baru menyebabkan kematian. Kehilangan cairan tubuh sebanyak 10% saja sudah membayakan jiwa.
Dehidrasi dibagi menjadi tiga macam, yaitu dehidrasi ringan, dehidrasi sedang dan dehidrasi berat. Disebut dehidrasi rigan jika cairan tubuh yang hilang 5%. Jika cairan yang hilang sudah lebih 10% disebut dehidrasi berat. Pada dehidrasi berat, volume darah berkurang, denyut nadi dan jantung bertambah cepat tetapi melemah, tekanan darah merendah, penderita lemah, kesadaran menurun dan penderita sangat pucat.
b)      Gangguan pertumbuhan
Gangguan ini terjadi karena asupan makanan terhenti sementara pengeluran zat gizi terus berjalan. Jika tidak ditangani dengan benar, diare akan menjadi kronis. Pada kondisi ini obat-obatan yang diberikan tidak serta merta dapat menyembuhkan diare. Ketidaktahuan orangtua, cara penanganan dokter yang tidak tepat, kurang gizi pada anak, dan perubahan makanan mendadak dapat menjadi faktor pencetus diare.
Pada orang dewasa, diare jarang menimbulkan kematian. Pada bayi atau anak-anak, dalam waktu singkat, diare akan menyebabkan kematian. Jika diare dapat disembuhkan tetapi sering terjadi lagi, akan menyebabkan berat badan anak terus merosot. Akibatnya, anak akan kekurangan gizi yang menghambat pertumbuhan fisik dan jaringan otaknya.



E.   Pencegahan Diare
Pencegahan Diare bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan yang bersih dan sehat.
1)      Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan.
2)      Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan.
3)      Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar di lingkungan tempst tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa.
4)      Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja.
5)      Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan muka.
6)      Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan tempat. Kalau bisa membawa makanan sendiri saat ke sekolah
7)      Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal, seperti air bersih dan jamban/WC yang memadai.
8)      Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar. Misalnya, jarak antara jamban (juga jamban tetangga) dengan sumur atau sumber air sedikitnya 10 meter agar air tidak terkontaminasi. Dengan demikian, warga bisa menggunakan air bersih untuk keperluan sehari- hari, untuk memasak, mandi, dan sebagainya.

H.   Pertolongan Pertama
Bila sudah terlanjur terserang diare, upaya pertolongan pertama yang perlu segera dilakukan:
1)    Minumkan cairan oralit sebanyak mungkin penderita mau dan dapat meminumnya. Tidak usah sekaligus, sedikit demi sedikit asal sering lebih bagus dilakukan. Satu bungkus kecil oralit dilarutkan ke dalam 1 gelas air masak (200 cc). Jika oralit tidak tersedia, buatlah larutan gula garam. Ambil air masak satu gelas. Masukkan dua sendok teh gula pasir, dan seujung sendok teh garam dapur. Aduk rata dan berikan kepada penderita sebanyak mungkin ia mau minum. 5
2)    Penderita sebaiknya diberikan makanan yang lunak dan tidak merangsang lambung, serta makanan ekstra yang bergizi sesudah muntaber.
3)    Apabila Penderita mengalami muntaber sebaiknya dibawa ke dokter, jika muntaber tidak berhenti dalam sehari atau keadaannya parah, rasa haus yang berlebihan, tidak dapat minum atau makan, demam tinggi, penderita lemas sekali serta terdapat darah dalam tinja.
E.   Pendekatan PPM dalam Penyelesaian Masalah
1.         Pelaksanaan
Pada wilaya kerja puskesma Angkasa Bumi, terdapat jumlah penduduk 6.000 jiwa dengan jumlah Kepala keluarga 1.200 KK, yang di bagi menjadibeberapa desa dengan spesifikasi 4 desa terletak di ketinggian 600 m di atas permukaan laut den sisanya di wilayah yang datar.
Masalah yang di hadapi yaitu tingginya prevelensi penyakit, diantaranya yaitu penyakit ISPA, Infeksi Saluran Pencernaan, penyakit kulit, penyakit cacingan, kekurangan gizi pada balita, penyakit infeksi (malaria-TBC). Dengan data kesehatan hanya 30% masyarakat yang menggunakan jamban dan air minum memenuhi syarat, masyarakat menggunakan kebun, kali, dan hutan sebagai tempat buang air besar, dan sumber5 air yang digunakan yaitu bersumber dari kali, sumur gali, dan daerah pegunungan menggunakan mata air.
Kajian yang menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif ini menggunakan metode focus group discussion (FGD) diharapkan dapat diperoleh data yang jauh lebih lengkap. Dengan melibatkan berbagai pimpinan instansi terkait seperti Pemerintah daerah (Dinas Kesehatan), LSM, kalangan akademisi, dan pelaksana pelayanan kesehatan (PPK) seperti Puskesmas.
2.         Hasil dan Temuan
Dari hasil FGD di daerah tersebut, beberapa temuan yang penting untuk diungkapkan sebagai hasil dari kajian ini adalah sebagai berikut:
        Aspek kepesertaan.
Permasalahan yang ditemui adalah:
§  Kurangnya jumlah pegawai atau tenaga kesehatan di puskesmas
§  Kurangnya kader posyandu yang aktif
§  Kurangnya respon dari camat dan kepala desa.





        Aspek organisasi.
Permasalahan yang dihadapi diantaranya adalah:
         Sosialisasi program masih belum optimal pada seluruh masyarakat terkait.
         Kegiatan posyandu antara hidup dan mati

        Aspek pelayanan kesehatan.
Permasalahan yang ditemukan adalah:
§  Aspek pelayanan kesehatan
Permasalahan yang dihadapi diantaranya adalah:
-      Kegiatan posyandu antara hidup dan mati
-      Petugas kesehatan 30% tinggal di luar wilayah kerja puskesmas
§  Aspek pemantauan dan evaluasi
Seringkali tim pemantau dan evaluasi bertindak secara tidak berkesinambungan, sehingga pelaksanaan program dipuskesmas tidak berjalan dengan baik. Padahal posisi tim pemantau dan evaluasi ini sangat penting dalam mengawal pelaksanaan setiap tahap program dipuskesmas. Sehingga program yang sudah disusun bisa terealisasi secara menyeluruh.

a.     Upaya pemecahan masalah

Dari berbagai persoalan di atas, berikut ini diberikan saran rekomendasi agar penyelenggaraan program dipuskesmas bisa berjalan lebih baik, sebagai berikut:
1.        Perlu ketegasan pemerintah dalam hal ini camat dan kepala desa. Hal itu sekaligus dapat digunakan untuk mengatasi permasalah pelayanan kesehatan yang selama ini tidak optimal.
2.        Peningkatan efektifitas.
Peningkatan efektifitas dilakukan dengan mengubah penyebaran atau alokasi penggunaan sumber dana. Berdasarkan pengalaman yang dimiliki, maka alokasi tersebut lebih diutamakan pada upaya kesehatan yang menghasilkan dampak yang lebih besar, misalnya mengutamakan upaya pencegahan, bukan pengobatan penyakit.
3.        Peningkatan efisiensi.
Peningkatan efisiensi dilakukan dengan memperkenalkan berbagai mekanisme pengawasan dan pengendalian. Mekanisme yang dimaksud untuk peningkatan efisiensi antara lain:
-     Standar minimal pelayanan.
Tujuannya adalah menghindari pemborosan. Pada dasarnya ada dua macam standar minimal yang sering dipergunakan yakni:
1.    standar minimal sarana, ditujukan untuk standar minimal pembangunan sumber air bersih dan standar minimal pembangunan jamban.
2.    standar minimal tindakan, tata cara pengobatan dan perawatan penderita, dan daftar obat-obat esensial yang sangat dibutuhkan.
-     Kerjasama.
Bentuk lain yang diperkenalkan untuk meningkatkan efisiensi ialah memperkenalkan konsep kerjasama antar berbagai sarana pelayanan kesehatan. Terdapat dua bentuk kerjasama yang dapat dilakukan yakni:
1.    Kerjasama institusi, yaitu kerajsama dengan pemerintah desa, camat, dan puskesmas.
2.    Kerjasama sistem, yaitu kerjasama antara petugas puskesmas atau leader dengan masyarakat untuk penyelasaian permasalahan di wilayah kerja Puskesmas Angkasa Bumi.











4.         Gambaran Kegiatan dalam POAC
No
KEGIATAN
1
Planning (perencanaan)
a.         Pengumpulan data
b.         Analisis Situasi
c.         Penyusunan Rencana Kerja
d.        Mobilisasi sumber daya
2
Organizing
a.         Penyuluhan dan promosi
b.         Advokasi
c.         Kaderisasi posyandu
d.        Menambah pegawai puskesmas
3
a.          Membangun jamban yang layak
b.          Membangun sumber air bersih
c.          Menghidupkan kembali posyandu

4
Controling (pengawasan)
Gambaran kegiatan POAC
a.      Langkah-Langkah Planing
1.    Pengumpulan data
Puskesmas Angkasa Bumi Adalah Salah Satu Puskesmas Di Kabupaten Seribu Malam Wilayah Kerja Puskesmas Terdiri Dari Desa Dengan Jumlah Penduduk 6.000 jiwa dengan jumlah kepala leluarga 1.200 KK dengan luas wilayah ± 25 Km 2 persegi Secara topografi sebagian wilayah 4 desa berada di ketinggian 600 m diatas permukaan laut dan sebagian lagi berada di wilayah yang datar
a.         Data Penyakit Yang Menonjol
·           Penyakit kulit
·           Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan
·           Penyakit ispa
·           Penyakit cacingan
·           Kekurangan gizi pada balita
·           Penyakit infeksi, malaria-TBC
b.         Data Kesehatan lingkungan
·           30% masyarakat menggunakan jamban dan air minum yang memenuhi syarat.
·           Masyarakat menggunakan kali,kebun dan hutan sebagai tempat buang air besar
·           Sumber air yng digunakan adalah air kali,sumur gali dan daerah pegunungan menggunakan mata air,
·           2 desa penduduknya membeli air untuk kebutuhan sehari-hari akibat tidak ada sumber air yang mudah didapat.
·           Genangan air terdapat dimana-mana, belum tertanggani dengan baik
2.    Analisa situasi (ANALISIS SWOT)
1.         Strenghs (kekuatan).
-       Adanya dukungan tokoh masyarakat
-       Ketersediaan dana yang cukup dari pemerintah untuk penaggulangan penyakit kulit
-       SDM yang sudah mampu untuk melakukan edukasi, penyuluhan kepada masyarakat setempat mengenai Infeksi saluran pencernaan
2.         Weakness (kelemahan).
-       Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan sehat, serta kondisi lingkungan dengan sanitasinya buruk.
-       Fasilitas kurang dan anggaran terbatas
-       Kewaspadaan dini dari SDM yang kurang terhadap kejadian wabah penyakit infeksi saluran pencernaan

3.         Opportunities (peluang).
-       Meningkatkan kinerja petugas kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
-       Meningkatkan kewaspadaan dini masyarakat terhadap penyakit khususnya penyakit infeksi saluran pencernaan
-       Melakukan pelatihan pada petugas kesehatan terhadap penanganan penyakit infeksi saluran pencernaan dengan cepat tanggap secara dini, yang diharapkan dapat menemukan dan mengobati penderita penyakit kulit  dengan cepat
4.         Threats (ancaman).
-       Meningkatnya penyakit infeksi saluran pencernaan di masyarakat 
-       Kurangnya petugas sanitarian dalam perbaikan sarana sanitasi
3.    Identifikasi masalah
Infeksi Saluran Pencernaan merupakan penyakit yang menyerang sistem pencernaan manusia. Penyakit ini tentunya terasa sangat mengganggu karena tidak jarang menimbulkan rasa sakit dan menghambat aktivitas.
Pada hakikatnya infeksi saluran pencernaan merupakan penyakit berbasis lingkungan mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan.        
4.    Menetapkan prioritas masalah
Infeksi Saluran Pencernaan merupakan penyakit yang menyerang sistem pencernaan manusia. Penyakit ini dapat disebabkan oleh virus, bakteri, maupun parasit yang terdapat pada lingkungan.  Oleh karena itu berkaitan dengan penyakit infeksi saluran pencernaan ini , paling tidak ada tiga faktor utama yang mesti mendapat perhatian bersama dan saling berhubungan satu sama lain yaitu host (manusia), agent (bakteri/virus) dan environment (lingkungan) sehingga penyebaran penyakit kulit potensial terjadi apabila ketiga komponen tersebut saling mendukung. Strategi Pengorganisasia dan pengembangan masyrakat ini diharapkan dapat berjalan dengan lancar, oleh karena itu dibutuhkan kesadaran masyarakat dan tenaga ahli dalam masalah ini, Jika progam ini berhasil, tentunya akan membawa dampak yang sangat besar bagi masyarakat, petugas kesehatan maupun pemerintah dan untuk kedepannya masyarakat dapat terjamin/terbebas dari penyakit infeksi saluran pencernaan.
5.    Menetapkan tujuan
Tujuan pengorganisasian masyarakat adalah mewujudkan suatu perubahan sosial yang transformatif dengan berangkat dari apa yang dimiliki oleh masyarakat yang bersangkutan. Dan  menyadarkan masyarakat agar mereka tahu dan mengerti masalah-masalah kesehatan saluran pencernaan (diare)  yang mereka hadapi sehingga dapat berpartisipasi dalam penanggulangannya serta tahu cara memenuhi kebutuhan akan  upaya pelayanan kesehatan sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada. Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan kebutuhan mereka akan pelayanan kesehatan, diperlukan suatu mekanisme yang terencana dan terorganisasi dengan baik, untuk itu beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka menyadarkan masyarakat :
·         Lokakarya Mini Kesehatan.
·         Musyawarah Masyarakat Desa. (MMD).




b.      Langkah-Langkah Organizing
1.         Penyuluhan dan promosi
Penyuluhan dan promosi kesehatan dilakukan dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai apa itu penyakit infeksi saluran pencernaan, penyebab terjadinya infeksi saluran pencernaan khususnya diare, serta bagaimana cara mencegah agar masyarakat dapat terhindar dari penyakit infeksi saluran pencernaan khususnya diare. Sehingga bila masyarakat mengetahui hal-hal tersebut masyarakat akan tergerak untuk ikut melakukan pembenahan lingkungan agara lingkungannya menjadi terbebas dari penyakit infeksi salurang pencernaan atau penyakit infeksi saluran pencernaan tidak lagi menjadi penyakit yang menonjol lagi.
2.         Advokasi
Advokasi dilakukan dalam hal ini dengan tujuan agar kegiatan yang akan dilakukan atau dijalanka mendapat persetujuan atau dukungan dari pemerintah setemapat baik camat, kepala desa, maupun tokoh-tokoh masyarakat sehingga kegiatan akan dapat berjalan dengan lancar.
3.      Kaderisasi posyandu
4.      Penambahan pegawai puskesmas Khususnya pegawai sanitarian.
c.         Langkah-langkah Actuiting
1.         Membangun jamban yang layak
2.         Membangun sumber air bersih
3.         Menghidupkan kembali posyandu
4.         Pelatihan dukun bersalin
d.        Langkah-Langkah Controling/ Monitoring
Penilaian dapat dilakukan setelah kegiatan dilaksanakan yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Dalam penilaian dapat dilakukan dengan Penilaian selama kegiatan berlangsung. Untuk penilain terhadap infeksi saluran pencernaan di khususkan pada pembangunan jamban yang layak dengan prsentase yaitu 80% dan masyarakan dengan cakupan air bersih dengan persentase 85%. Dengan melakukan semua kegiatan POAC di harapkan hal yang ingin di capai yaitu :


Input
Proses
Output
Outcome
Infeksi saluran pencernaan menjadi salah satu penyakit yang menonjol di wilayah Kerja Puskesmas Angkasa Bumi
-  melakukan penyuluhan kesehatan
-  melaksanakan advokasi
-  melakukan promosi kesehatan
-  melaksanakan kegiatan
·      Pembangunanan sumber air
·      Pembangunan jamban

Masyarakat dapat mengatasi permasalaha infeksi saluran pencernaan dengan melakukan pencegahan
Masyarakat di wilayah kerja puskesmas angkasa bumi bebas dari penyakit infeksi saluran pencernaan


                                                               















BAB IV
PENUTUP
3.1              Kesimpulan

Penurunan Prevalensi penyakit Infeksi Saluran Pencernaa harus dilakukan dengan cara melalkukan pencegahan yaitu dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta menerapkan sistem pembangunan yang sehat, misal pembangunan jamban, pembangunan sumber air dengan jarak 10-15 meter dari penamnpungan jamban atau kandang ternak dan juga lebih mengidupkan oganisasi-organisasi kesehatan di masyarakat, misal posyandu.
Upaya pencegahan dan penanggulangan harus terus dilakukan agar  walaupun prevalensi telah turun, hal ini penting agar permasalahan Infeksi Saluran Pencernaan karena akan dampaknya terhadap kesehatan anak yang sangat mempengaruhi prestasi belajar.

3.2              Saran
1.      Sebaiknya dilakukan penyuluhan yang berkenaan dengan pengetahuan mengenai penyakit infeksi saluran pencernaan, cara pencegahan, dan cara pertolongan pertama terhadap penyakit saluran pencernaan khususnya diare.
2.      Menembah tenaga kesehatan khususnya dibidang promosi kesehatan dan kesehatan lingkungan untuk mengoptimalkan kegiatan preventif di wilayah kerja.












DAFTAR PUSTAKA

Davey, Patrick. 2005. At A GlanceMedicine. Jakarta: Erlangga.
Efendi, Ferry dan Makhfudi. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.
Effendy, Nasrul. 2000. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran (EGC).
Gledle, Jonathan. 2007. At A Glance : Anamnesia dan Pemeriksaan Fisik. Yogyakarta: Erlangga.
Isselbacher, dkk. 2002. Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran (EGC).
Khomsan, Ali dan Faisal Anwar. 2008. Sehat Itu Mudah, Wujudkan Hidup Sehat dengan Makanan Tepat. Jakarta: Hikmah.
Misnadiarly. 2009. Mengenal Penyakit Organ Cerna. Jakarta: Pustaka Populer Oboa.
World Healt Organizatoin (editor: Herdayanti Erita Agustin). 2003. Indikator Perbaikan Kesehatan Lingkungan Anak. Jakarta: Penrbit Buku Kedokteran (EGC).






BY: Wayan Agus Sutrimo (https://www.facebook.com/sutrimo.wayan.agus)




87 komentar:

  1. very interesting article, read and understood very easily. I love articles like this one, simple and unbiased. God bless you

    Cara Mengobati Asam Lambung Naik Secara Alami
    Apakah Penyakit Luka Diabetes Bisa Sembuh
    Obat Benjolan Di Payudara Kanan

    BalasHapus
  2. inilah cara herbal untuk membantu proses penyembuhan keluhan penyakit fatty liver , bisa anda simak
    di obat herbal fatty liver. kini hadir obat lipoma tradisional yang hadir dari bahan herbal yang lebih komplit. Produk Green World yang di jadikan sebagai pengobatan herbal ginjal bocor

    BalasHapus
  3. Informasi yang di berikan sangat menarik dan bermanfaat , gaya bahasa yang di gunakan gampang untuk di mengerti , terimakasih untuk informasi nya .

    Obat Tradisional Infeksi Usus Dan Lambung
    Obat Sakit Pangkal Paha Sebelah Kiri Yang Manjur
    Cara Mengobati Radang Selaput Otak (Meningitis) Manjur

    BalasHapus
  4. Thank you for the information gan, may be useful for all of us.
    Greetings from us:
    Links We wish Beneficial For Information About Health.

    Cara Mengobati Hernia Terbaik
    Cara Mengobati Penyakit Liver Secara Alami
    Obat Herbal Jantung Bocor Ampuh
    Obat Herbal Leukimia Tanpa Kemoterapi
    Obat Herbal Bronkitis Pada Anak

    We Wait Further Information gan ....

    BalasHapus
  5. After I visited this page, and I read, it turns out the information presented in this article is very useful. Good and keep going

    Obat Kencing Batu Di Apotik
    Obat Asam Lambung Tinggi Di Apotik
    Nama Obat Hepatitis Di Apotik
    Obat Radang Usus Di Apotik
    Obat Kudis Yang Ada Di Apotik

    BalasHapus
  6. Thanks for the information you have provided, It is very helpful. Please improve again

    Ramuan Obat Higienis Sakit Gigi Karna Keropok Dan Berlubang

    BalasHapus
  7. Thanks for the information presented on your website
    Very in waiting for other information

    pedia herbal
    pengobatan kanker hati
    obat untuk keputihan

    BalasHapus
  8. Thanks for the information presented on your website
    Very in waiting for other information

    manfaat temulawak untuk hepatitis
    daun salam untuk sakit pinggang
    obat gendang telinga sakit

    BalasHapus
  9. This is really amazing, an article that gives motivation to all and truly useful. thank you, do not forget to visit also yes :-)

    Tanaman Obat Kanker
    Obat Glaukoma Tradisional Terbaik
    Penyebab Kista Ovarium
    Tanaman Obat Kista Ovarium

    BalasHapus
  10. Thanks, the article you made is very interesting and useful
    http://rizkyherbal.com/obat-tbc-herbal-di-apotik/
    http://rizkyherbal.com/obat-kanker-usus-besar-stadium-4-alami/
    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-gagal-ginjal-tanpa-cuci-darah/

    BalasHapus
  11. http://obatasamuratagaricpro.com/obat-stroke-paling-fenomenal/
    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-gagal-ginjal-tanpa-cuci-darah/
    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-hepatitis-akut/
    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-kanker-prostat-yang-ampuh/
    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-jantung-koroner-ampuh/


    http://rizkyherbal.com/obat-kanker-prostat-tanpa-operasi/
    http://rizkyherbal.com/pengobatan-hernia-tanpa-operasi/
    http://rizkyherbal.com/pengobatan-jantung-koroner-tanpa-operasi/
    http://rizkyherbal.com/obat-tbc-herbal-di-apotik/
    http://rizkyherbal.com/obat-kanker-usus-besar-stadium-4-alami/

    BalasHapus
  12. Thanks for the information presented on your website
    Very in waiting for other information

    manfaat jahe untuk bronkitis
    cara mengatasi bronkitis kambuh

    BalasHapus
  13. Wow! this is amazing, what you say is easy to understand and in my opinion this is useful. Thank you :-)

    Gamat Emas Kapsul
    Obat Kista Ovarium Tradisional
    Bahaya Kista Ovarium
    Penyebab Kista Ovarium

    BalasHapus
  14. Thanks for the information presented on your website
    Very in waiting for other information

    obat ginjal kronis
    obat tradisional bronkitis

    BalasHapus
  15. Your article is very satisfying and very good, I'm proud of you.

    Gejala dan Komplikasi Infeksi Lambung

    BalasHapus
  16. I really like your article, hopefully you can share other interesting information.
    Penyebab Kaki Bengkak

    BalasHapus
  17. Your article is very good, also visit our website:

    Bahaya Kista Coklat

    BalasHapus
  18. The information you submit is very useful and very helpful. Hopefully it can provide other positive information.

    Umpan Jitu Ikan Mas Kolam Harian

    BalasHapus
  19. Bait is the key to the successful entanglement of fish in our hook.

    Umpan Ikan Mas Babon Paling Ampuh

    BalasHapus
  20. Thank you because your article is very helpful in doing the task.

    Essen Ikan Patin Malam Hari

    BalasHapus
  21. Thank you for the information you convey is very useful.

    Umpan Ikan Patin Kolam Air Keruh

    BalasHapus
  22. Thank you for the cooperation. Also visit our website.

    Essen Ikan Bawal Galatama Indukan

    BalasHapus
  23. Your article is very useful. Also visit our website (:

    Umpan Ikan Mas Dengan Media Kroto

    BalasHapus
  24. Bait is the key to successfully entangling fish in your hook.

    Umpan Alami Ikan Patin Liar Di Sungai

    BalasHapus
  25. Thank you for the information you convey is very helpful ^ _ ^

    Umpan Jitu Ikan Patin Susah Makan

    BalasHapus