Kamis, 18 Desember 2014

MAKALAH BAKTERI CLOSTRIDIUM PERFRINGENS




KATA PENGANTAR


Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan YME, karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini, dimana dalam makalah ini saya menyajikan materi mengenai bakteri Clostridium Perfringens, telah selesai tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari taraf kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.





Kendari,          April  2014


                                                                                   Penulis
 



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
                 Bakteri adalah suatu kelompok mikroorganisme prokariotik bersel tunggal yang sangat beragam dan terdapat dimana-mana. Bakteri tersusun atas dinding sel dan isi sel. Di sebelah luar dinding sel terdapat selubung atau kapsul. Di dalam sel bakteri tidak terdapat membrane dalam (endomembran) dan organel bermembran sperti kloroplas dan mitokondria.
            Clostridium berarti kelosan benang yang kecil.
            Sifat-sifat umum clostridium :
·         Anaerob, berspora, berbentuk seperti kumparan dan sangat pleomorfik, biasanya berflagel peritrikh sehingga dapat bergerak.
·         Sporanya lebih besar dari badan kuman.
·         Meliputi kuman-kuman penyebab 3 penyakit utama pada manusia yaitu : tetanus, gangrene gas & keracunan makan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Clostridium Perfringens ?        
2. Bagaimana Taksonomi dari Clostridium Perfringens ?
3. Apakah Morfologi dari Clostridium Perfringens ?
4. Bagaimana sifat Patogenesis dari Clostridium Perfringens ?
5. Bagaimana Diagnosis laboratories dari Clostridium Perfringens ?


1.3 Tujuan
1. Agar dapat menjelaskan pengertian dari Clostridium Perfringens
2. Agar dapat mengetahui Taksonomi dari Clostridium Perfringens
3. Agar dapat mengetahui Morfologi dari Clostridium Perfringens
4. Agar dapat menjelaskan sifat Patogenesis dari Clostridium Perfringens
5. Agar dapat mengetahui Diagnosis laboratories dari Clostridium Perfringens















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Clostridium Perfringens
                 Clostridium perfringens juga dikenal sebagai Clostridium welchii dan merupakan anggota dari bakteri kerajaan. C. perfringens ditemukan pada tahun 1892 oleh dua orang: George Nuttall dan William Welch yang dan masih dua orang yang dihormati baik di sana lapangan. George Nuttall adalah seorang bakteriologi Amerika-Inggris tetapi memberikan kontribusi untuk banyak bidang ilmu. Nuttall mendirikan Molteno Institut Biologi dan Parasitologi di Cambridge University dan dia bertugas di sana sampai 1921. Nuttall juga mendirikan Journal of Hygiene tahun 1901 dan Journal of Parasitologi pada tahun 1908, ia juga diedit untuk kedua jurnal. William Welch memulai studinya di AS patologi dan terus mereka di Jerman. Ia kemudian kembali ke Amerika Serikat di mana ia membuka laboratorium patologi pertama di Bellevue Hospital Medical College di New York City pada tahun 1879. Ia pergi dari laboratorium patologi dan pada tahun 1893 diarahkan Johns Hopkins University dan mulai pertama jurusan patologi di AS Kedua pria telah membuat penemuan besar dan tayangan yang kekal dalam biologi.
2.2 Definisi Bakteri Clostridium Perfringens
                 Clostridium perfringens adalah spesies bakteri gram-positif yang dapat membentuk spora dan menyebabkan keracunan makanan. Bakteri yang memiliki gram positif, umunya tidak selalu diwarnai dengan pewarna gram positif. Reproduksi umunya dengan pembelahan biner. Bakteri pada kategori ini memproduksi spora sebagai bentuk dormannya (endorspora). Organism ini umumnya khemosintetis heterotrof.
           
Clostridium perfringens
           
                 Beberapa karakteristik dari bakteri ini adalah non-motil (tidak bergerak), sebagian besar memiliki kapsul polisakarida, dan dapat memproduksiasam dari laktosa. C. perfringens dapat ditemukan pada makanan mentah, terutama daging dan ayam karena kontaminasi tanah atau tinja. Bakteri ini dapat hidup pada suhu 15-55 °C, dengan suhu optimum antara 43-47 °C. Clostridium perfringens dapat tumbuh pada pH 5-8,3 dan memiliki pH optimum pada kisaran 6-7. Sebagian C. perfringens dapat menghasilkan enterotoksin pada saat terjadi sporulasi dalam usus manusia. Spesies bakteri ini dibagi menjadi 6 tipe berdasarkan eksotoksin yang dihasilkan, yaitu A, B, C, D, E dan F. Sebagian besar kasus keracunan makanan karena C. perfringens disebabkan oleh galur tipe A, dan ada pula yang disebabkan oleh galur tipe C
2.3 Taksonomi
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:   Bacteria
Divisi     :  Firmicutes
Kelas      :  Clostridia
Ordo      :  Clostridiales
Famili    :   Clostridiaceae
Genus    :   Clostridium
Spesies   :   Perfringens

2.4 Morfologi Clostridium Perfringens
                 Batang gemuk garam positif, berbentuk lurus, sisinya sejajar, ujung-ujungnya membulat/bercabang & berukuran 4 – 6 µ x 1 µ, sendiri-sendiri / tersusun bentuk rantai. Bersifat pleomorfik, sering tampak bentuk-bentuk involusi dan & filament. Bersimpai dan tidak bergerak. Sporanya sentral / subterminal.
2.5 Patogenesis
                 Hanya tipe A dan F yang pathogen untuk manusia. Tipe A menyebabkan gas gangrene  & keracunan makanan.
v  Gas Gangrene  
                 Gas-gangren adalah infeksi luka dalam yang paling sering dikaitkan dengan alpha-racun dari C. perfringens tipe A. Hal ini ditandai oleh peradangan yang cepat di tempat infeksi, pembengkakan, nyeri akut ekstrim, dan, akhirnya, nekrosis jaringan yang terinfeksi . Selain racun merusak, bakteri juga menghasilkan gas: komposisi 5,9% hidrogen, 3,4% karbon dioksida, 74,5% nitrogen dan oksigen 16,1% dilaporkan dalam satu kasus klinis.
                 Clostridium perfringens tipe A merupakan penyebab utama gangrene gas. Kuman masuk ke dalam luka bersama benda asing bersama tanah, debu dll.
3 jenis infeksi luka yang anaerob :
1. Pencernaan luka biasa tanpa invasi ke dalam jaringan di bawahnya       sehingga penyembuhan luka terlambat.
2. Selulitis anaerob
3. Miositis anaerob
                 Pengobatan biasanya melibatkan eksisi / amputasi, dan antibiotik. Terapi oksigen hiperbarik (HBOT) juga dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan dan membunuh anaerobik C. perfringens.
v  Keracunan makanan
                        Kuman-kuman tipe A membuat tosin alfa & beta, sporanya tahan terhadap pemanasan, tidak hemolitik. Masa inkubasi berlangsung 10 – 12 jam, timbul gejala rasa sakit pada perut, muntah.
ü  Gejala-gejala keracunan makanan oleh bakteri Clostridium perfringens
                        Keracunan makanan ´perfringens´ merupakan istilah yang digunakan untuk keracunan makanan yang disebabkan oleh C. perfringens Penyakit yang lebih serius, tetapi sangat jarang, juga disebabkan oleh konsumsi makanan yang terkontaminasi strain Type Clostridium. Penyakit yang ditimbulkan strain type C ini dikenal sebagai enteritis necroticans atau penyakit pig-bel .
                        Keracunan perfringens secara umum dicirikan dengan kram perut dan diare yang mulai terjadi 8-22 jam setelah mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak C. perfringens penghasil toxin penyebab keracunan makanan. Penyakit ini biasanya sembuh dalam waktu 24 jam, namun pada beberapa individu, gejala ringan dapat berlanjut sampai 1 hingga 2 minggu. Beberapa kasus kematian dilaporkan akibat terjadi dehidrasi dan komplikasi-komplikasi lain.
                        Necrotic enteritis (penyakit pig-bel ) yang disebabkan oleh C. perfringens sering berakibat fatal. Penyakit ini juga disebabkan karena korban menelan banyak bakteri penyebab penyakit dalam makanan yang terkontaminasi. Kematian karena necrotic enteritis ( pig-bel syndrome ) disebabkan oleh infeksi dan kematian sel-sel usus dansepticemia (infeksi bakteri di dalam aliran darah) yang diakibatkannya. Penyakit ini sangat jarang terjadi.
                 Dosis infektif – Gejala muncul akibat menelan sejumlah besar (lebih dari 10 - 8 ) sel vegetatif. Produksi racun di dalam saluran pencernaan (atau di dalam tabung reaksi) berhubungan dengan proses pembentukan spora. Penyakit ini merupakan infeksi pada makanan; hanya satu sajian memungkinkan terjadinya keracunan (penyakit timbul karena racun yang terbentuk sebelum makanan dikonsumsi)
2.6 Diagnosis laboratories oleh bakteri Clostridium perfringens
                 Gastroenteritis adalah salah satu penyakit ang disebakan oleh Clostridium perfringens.Gastroenteritis ini disebabkan karena memakan makanan yang tercemar oleh toksin (racun) yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium perfringens. Cara penularannya dengan menelan makanan yang terkontaminasi oleh tanah dan tinja dimana makanan tersebut sebelumnya disimpan dengan cara yang memungkinkan kuman berkembangbiak. Hampir semua KLB yang terjadi dikaitkan dengan proses pemasakan makanan dari daging (pemanasan dan pemanasan kembali) yang kurang benar, misalnya kaldu daging, daging cincang, saus yang dibuat dari daging sapi, kalkun dan ayam. Spora dapat bertahan hidup pada suhu memasak normal. Spora dapat tumbuh dan berkembang biak pada saat proses pendinginan, atau pada saat penyimpanan makanan pada suhu kamar dan atau pada saat pemanasan yang tidak sempurna. KLB biasanya dapat dilacak berkaitan dengan usaha katering, restoran, kafetaria dan sekolah-sekolah yang tidak mempunyai fasilitas pendingin yang memadai untuk pelayanan berskala besar. Diperlukan adanya Kontaminasi bakteri yang cukup berat yaitu lebih dari 105 organisme per gram makanan) untuk dapat menimbulkan gejala klinis.
Ø  Pencegahan keracunan makanan oleh bakteri Clostridium perfringens
                 Hal-hal yang dapat dilakukan untuk melakukan tindakan pencegahan penyebaran bakteri Clostridium perfringens adalah dengan cara-cara sebagai berikut:
·         Pendidikan tentang dasar-dasar kebersihan merupakan hal yang sangat penting dalam sanitasi makanan
·         Jangan biarkan makanan berada pada suhu kamar yang memungkinka mikroorganisme yang mengkontaminasi berkembang biak
·         Lakukan pemasakan dengan sempurna sebelum dihidangkan agar dapat tercegah dari infeksi dan keracunan

Ø  Pengobatan keracunan makanan oleh bakteri Clostridium perfringens
                 Pengobatan penyakit ini dapat dilakukan dengan, penderita diberi cairan dan dianjurkan untuk istirahat. Pada kasus yang berat, diberikan penicillin. Jika penyakit ini sudah merusak bagian dari usus halus, mungkin perlu diangkat melalui pembedahan.





BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
                 Clostridium perfringens pertama kali ditemukan pada tahun 1892 oleh Welch dan Nutall. Ini adalah Gram-positif, berspora, anaerob obligat, dan tidak biasa di antara patogen clostridia dengan menjadi non-motil. Clostridium perfringens tersebar luas di lingkungan dan makanan, dan merupakan bagian dari flora usus normal pada manusia dan hewan.
                 Cara bahwa C. perfringens masuk ke dalam tubuh menentukan pengaruh yang mungkin akan terjadi pada orang tersebut. Jika tertelan dapat menyebabkan keracunan makanan tetapi jika masuk melalui luka terbuka maka dapat menyebabkan gas gangren. C. perfringens paling dikenal untuk menyebabkan keracunan makanan. Keracunan makanan disebabkan oleh enterotoksin yang diproduksi oleh C. perfringens. Enterotoksin ini sering tahan panas dan umumnya ditemukan dalam daging dan unggas. Enterotoksin ini biasanya non-fatal dan orang yang terinfeksi lebih baik dengan dalam 24 jam.
                 C. perfringens adalah bakteri yang sangat menarik karena keluarga ini bakteri dapat menyebabkan berbagai penyakit dan mereka sangat berlimpah. Setelah belajar tentang C. perfringens itu menakjubkan lebih banyak orang tidak sakit lebih sering. Hanya berpikir ini hanya satu keluarga bakteri dan masih banyak lagi bakteri yang sama beracun dan berlimpah.

3.2 Saran
                 Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar penulisan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.



DAFTAR PUSTAKA
           
            http://en.wikipedia.org/wiki/Clostridium_perfringens
            http://jilbab.or.id/archives/328-tentang-mikroorganisme-dan-makanan/
            http://kompas.com/kompas-cetak/0301/27/iptek/97493.htm
            http://manglayang.blogsome.com/2006/04/06/kct-diare-pada-sapi-pedet/
            http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?id=&iddtl=457&idktg=7&i                   dobat=&UID=20080208114724222.124.209.68
            Jawetz, 1995, Mikrobiologi Kedokteran, 201-202, EGC, Jakarta



BY: CHAERUL KIMETRI (https://www.facebook.com/chaerulkimetri) dan Wayan Agus 

1 komentar: