KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan YME, karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini, dimana dalam makalah ini saya menyajikan
materi mengenai bakteri Clostridium Perfringens, telah selesai
tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
taraf kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Kendari, April
2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bakteri
adalah suatu kelompok mikroorganisme prokariotik bersel tunggal yang sangat
beragam dan terdapat dimana-mana. Bakteri tersusun atas dinding sel dan isi
sel. Di sebelah luar dinding sel terdapat selubung atau kapsul. Di dalam sel
bakteri tidak terdapat membrane dalam (endomembran) dan organel bermembran
sperti kloroplas dan mitokondria.
Clostridium berarti kelosan benang
yang kecil.
Sifat-sifat umum clostridium :
·
Anaerob, berspora, berbentuk seperti
kumparan dan sangat pleomorfik, biasanya berflagel peritrikh sehingga dapat
bergerak.
·
Sporanya lebih besar dari badan kuman.
·
Meliputi kuman-kuman penyebab 3 penyakit
utama pada manusia yaitu : tetanus, gangrene gas & keracunan makan.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa yang di maksud dengan Clostridium Perfringens ?
2.
Bagaimana Taksonomi dari Clostridium Perfringens ?
3.
Apakah Morfologi dari Clostridium Perfringens ?
4.
Bagaimana sifat Patogenesis dari Clostridium Perfringens ?
5.
Bagaimana Diagnosis laboratories dari Clostridium Perfringens ?
1.3 Tujuan
1.
Agar dapat menjelaskan pengertian dari Clostridium Perfringens
2.
Agar dapat mengetahui Taksonomi dari Clostridium Perfringens
3.
Agar dapat mengetahui Morfologi dari Clostridium Perfringens
4.
Agar dapat menjelaskan sifat Patogenesis dari Clostridium Perfringens
5.
Agar dapat mengetahui Diagnosis laboratories dari Clostridium Perfringens
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Clostridium Perfringens
Clostridium
perfringens juga dikenal sebagai Clostridium welchii dan merupakan anggota dari
bakteri kerajaan. C. perfringens ditemukan pada tahun 1892 oleh dua orang:
George Nuttall dan William Welch yang dan masih dua orang yang dihormati baik
di sana lapangan. George Nuttall adalah seorang bakteriologi Amerika-Inggris
tetapi memberikan kontribusi untuk banyak bidang ilmu. Nuttall mendirikan
Molteno Institut Biologi dan Parasitologi di Cambridge University dan dia
bertugas di sana sampai 1921. Nuttall juga mendirikan Journal of Hygiene tahun
1901 dan Journal of Parasitologi pada tahun 1908, ia juga diedit untuk kedua
jurnal. William Welch memulai studinya di AS patologi dan terus mereka di
Jerman. Ia kemudian kembali ke Amerika Serikat di mana ia membuka laboratorium
patologi pertama di Bellevue Hospital Medical College di New York City pada tahun
1879. Ia pergi dari laboratorium patologi dan pada tahun 1893 diarahkan Johns
Hopkins University dan mulai pertama jurusan patologi di AS Kedua pria telah
membuat penemuan besar dan tayangan yang kekal dalam biologi.
2.2 Definisi Bakteri Clostridium Perfringens
Clostridium
perfringens adalah spesies bakteri gram-positif yang dapat membentuk spora dan
menyebabkan keracunan makanan. Bakteri yang memiliki gram positif, umunya tidak
selalu diwarnai dengan pewarna gram positif. Reproduksi umunya dengan pembelahan
biner. Bakteri pada kategori ini memproduksi spora sebagai bentuk dormannya
(endorspora). Organism ini umumnya khemosintetis heterotrof.
Clostridium perfringens
Beberapa karakteristik dari bakteri
ini adalah non-motil (tidak bergerak), sebagian besar memiliki kapsul
polisakarida, dan dapat memproduksiasam dari laktosa. C. perfringens dapat
ditemukan pada makanan mentah, terutama daging dan ayam karena kontaminasi
tanah atau tinja. Bakteri ini dapat hidup pada suhu 15-55 °C, dengan suhu optimum
antara 43-47 °C. Clostridium perfringens dapat tumbuh pada pH 5-8,3 dan
memiliki pH optimum pada kisaran 6-7. Sebagian C. perfringens dapat
menghasilkan enterotoksin pada saat terjadi sporulasi dalam usus manusia.
Spesies bakteri ini dibagi menjadi 6 tipe berdasarkan eksotoksin yang
dihasilkan, yaitu A, B, C, D, E dan F. Sebagian besar kasus keracunan makanan
karena C. perfringens disebabkan oleh galur tipe A, dan ada pula yang
disebabkan oleh galur tipe C
2.3 Taksonomi
Klasifikasi
ilmiah
Kerajaan: Bacteria
Divisi : Firmicutes
Kelas : Clostridia
Ordo : Clostridiales
Famili : Clostridiaceae
Genus : Clostridium
Spesies :
Perfringens
2.4 Morfologi Clostridium
Perfringens
Batang
gemuk garam positif, berbentuk lurus, sisinya sejajar, ujung-ujungnya
membulat/bercabang & berukuran 4 – 6 µ x 1 µ, sendiri-sendiri / tersusun
bentuk rantai. Bersifat pleomorfik, sering tampak bentuk-bentuk involusi dan
& filament. Bersimpai dan tidak bergerak. Sporanya sentral / subterminal.
2.5 Patogenesis
Hanya
tipe A dan F yang pathogen untuk manusia. Tipe A menyebabkan gas gangrene & keracunan makanan.
v Gas
Gangrene
Gas-gangren
adalah infeksi luka dalam yang paling sering dikaitkan dengan alpha-racun dari
C. perfringens tipe A. Hal ini ditandai oleh peradangan yang cepat di tempat
infeksi, pembengkakan, nyeri akut ekstrim, dan, akhirnya, nekrosis jaringan
yang terinfeksi . Selain racun merusak, bakteri juga menghasilkan gas:
komposisi 5,9% hidrogen, 3,4% karbon dioksida, 74,5% nitrogen dan oksigen 16,1%
dilaporkan dalam satu kasus klinis.
Clostridium
perfringens tipe A merupakan penyebab utama gangrene gas. Kuman masuk ke dalam
luka bersama benda asing bersama tanah, debu dll.
3
jenis infeksi luka yang anaerob :
1.
Pencernaan luka biasa tanpa invasi ke dalam jaringan di bawahnya sehingga penyembuhan
luka terlambat.
2.
Selulitis anaerob
3.
Miositis anaerob
Pengobatan
biasanya melibatkan eksisi / amputasi, dan antibiotik. Terapi oksigen
hiperbarik (HBOT) juga dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan dan
membunuh anaerobik C. perfringens.
v Keracunan
makanan
Kuman-kuman
tipe A membuat tosin alfa & beta, sporanya tahan terhadap pemanasan, tidak
hemolitik. Masa inkubasi berlangsung 10 – 12 jam, timbul gejala rasa sakit pada
perut, muntah.
ü Gejala-gejala
keracunan makanan oleh bakteri Clostridium perfringens
Keracunan
makanan ´perfringens´ merupakan istilah yang digunakan untuk keracunan makanan
yang disebabkan oleh C. perfringens Penyakit yang lebih serius, tetapi sangat
jarang, juga disebabkan oleh konsumsi makanan yang terkontaminasi strain Type Clostridium.
Penyakit yang ditimbulkan strain type C ini dikenal sebagai enteritis
necroticans atau penyakit pig-bel .
Keracunan
perfringens secara umum dicirikan dengan kram perut dan diare yang mulai
terjadi 8-22 jam setelah mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak C.
perfringens penghasil toxin penyebab keracunan makanan. Penyakit ini biasanya
sembuh dalam waktu 24 jam, namun pada beberapa individu, gejala ringan dapat
berlanjut sampai 1 hingga 2 minggu. Beberapa kasus kematian dilaporkan akibat
terjadi dehidrasi dan komplikasi-komplikasi lain.
Necrotic
enteritis (penyakit pig-bel ) yang disebabkan oleh C. perfringens sering
berakibat fatal. Penyakit ini juga disebabkan karena korban menelan banyak
bakteri penyebab penyakit dalam makanan yang terkontaminasi. Kematian karena
necrotic enteritis ( pig-bel syndrome ) disebabkan oleh infeksi dan kematian
sel-sel usus dansepticemia (infeksi bakteri di dalam aliran darah) yang
diakibatkannya. Penyakit ini sangat jarang terjadi.
Dosis
infektif – Gejala muncul akibat menelan sejumlah besar (lebih dari 10 - 8 ) sel
vegetatif. Produksi racun di dalam saluran pencernaan (atau di dalam tabung
reaksi) berhubungan dengan proses pembentukan spora. Penyakit ini merupakan
infeksi pada makanan; hanya satu sajian memungkinkan terjadinya keracunan
(penyakit timbul karena racun yang terbentuk sebelum makanan dikonsumsi)
2.6 Diagnosis laboratories oleh
bakteri Clostridium perfringens
Gastroenteritis
adalah salah satu penyakit ang disebakan oleh Clostridium
perfringens.Gastroenteritis ini disebabkan karena memakan makanan yang tercemar
oleh toksin (racun) yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium perfringens. Cara
penularannya dengan menelan makanan yang terkontaminasi oleh tanah dan tinja
dimana makanan tersebut sebelumnya disimpan dengan cara yang memungkinkan kuman
berkembangbiak. Hampir semua KLB yang terjadi dikaitkan dengan proses pemasakan
makanan dari daging (pemanasan dan pemanasan kembali) yang kurang benar,
misalnya kaldu daging, daging cincang, saus yang dibuat dari daging sapi,
kalkun dan ayam. Spora dapat bertahan hidup pada suhu memasak normal. Spora
dapat tumbuh dan berkembang biak pada saat proses pendinginan, atau pada saat
penyimpanan makanan pada suhu kamar dan atau pada saat pemanasan yang tidak
sempurna. KLB biasanya dapat dilacak berkaitan dengan usaha katering, restoran,
kafetaria dan sekolah-sekolah yang tidak mempunyai fasilitas pendingin yang
memadai untuk pelayanan berskala besar. Diperlukan adanya Kontaminasi bakteri
yang cukup berat yaitu lebih dari 105 organisme per gram makanan) untuk dapat
menimbulkan gejala klinis.
Ø Pencegahan
keracunan makanan oleh bakteri Clostridium perfringens
Hal-hal
yang dapat dilakukan untuk melakukan tindakan pencegahan penyebaran bakteri
Clostridium perfringens adalah dengan cara-cara sebagai berikut:
·
Pendidikan tentang dasar-dasar
kebersihan merupakan hal yang sangat penting dalam sanitasi makanan
·
Jangan biarkan makanan berada pada suhu
kamar yang memungkinka mikroorganisme yang mengkontaminasi berkembang biak
·
Lakukan pemasakan dengan sempurna
sebelum dihidangkan agar dapat tercegah dari infeksi dan keracunan
Ø Pengobatan
keracunan makanan oleh bakteri Clostridium perfringens
Pengobatan
penyakit ini dapat dilakukan dengan, penderita diberi cairan dan dianjurkan
untuk istirahat. Pada kasus yang berat, diberikan penicillin. Jika penyakit ini
sudah merusak bagian dari usus halus, mungkin perlu diangkat melalui
pembedahan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Clostridium
perfringens pertama kali ditemukan pada tahun 1892 oleh Welch dan Nutall. Ini
adalah Gram-positif, berspora, anaerob obligat, dan tidak biasa di antara
patogen clostridia dengan menjadi non-motil. Clostridium perfringens tersebar
luas di lingkungan dan makanan, dan merupakan bagian dari flora usus normal
pada manusia dan hewan.
Cara
bahwa C. perfringens masuk ke dalam tubuh menentukan pengaruh yang mungkin akan
terjadi pada orang tersebut. Jika tertelan dapat menyebabkan keracunan makanan
tetapi jika masuk melalui luka terbuka maka dapat menyebabkan gas gangren. C.
perfringens paling dikenal untuk menyebabkan keracunan makanan. Keracunan
makanan disebabkan oleh enterotoksin yang diproduksi oleh C. perfringens.
Enterotoksin ini sering tahan panas dan umumnya ditemukan dalam daging dan unggas.
Enterotoksin ini biasanya non-fatal dan orang yang terinfeksi lebih baik dengan
dalam 24 jam.
C.
perfringens adalah bakteri yang sangat menarik karena keluarga ini bakteri
dapat menyebabkan berbagai penyakit dan mereka sangat berlimpah. Setelah belajar
tentang C. perfringens itu menakjubkan lebih banyak orang tidak sakit lebih
sering. Hanya berpikir ini hanya satu keluarga bakteri dan masih banyak lagi
bakteri yang sama beracun dan berlimpah.
3.2
Saran
Penulis menyadari bahwa
penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar penulisan makalah
selanjutnya dapat lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
http://en.wikipedia.org/wiki/Clostridium_perfringens
http://jilbab.or.id/archives/328-tentang-mikroorganisme-dan-makanan/
http://kompas.com/kompas-cetak/0301/27/iptek/97493.htm
http://manglayang.blogsome.com/2006/04/06/kct-diare-pada-sapi-pedet/
http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?id=&iddtl=457&idktg=7&i dobat=&UID=20080208114724222.124.209.68
Jawetz, 1995, Mikrobiologi
Kedokteran, 201-202, EGC, Jakarta
BY: CHAERUL KIMETRI (https://www.facebook.com/chaerulkimetri) dan Wayan Agus
Good Idea this blog is verry nice, Thanks for information and good Site and The best Author
BalasHapusObat Hernia Anak
Obat Hidrokel Anak
Cara Menyembuhkan Hidrokel
Baja Ringan Tangerang
Penjual Baja Ringan di Tangerang
Puisi : Kurikulum Kelas Tiga
Asuhan Keperawatan Syndrome Dyspepsia
60 Kata-Kata Mutiara Gusmus