PEMERIKSAAN
4
I.
JUDUL : PEMERIKSAAN NARKOBA
II. TANGGAL PRAKTIKUM :
III.
METODE : Immunochromatografi Kompetitif
IV.
TUJUAN : mengetahui ada tidaknya Narkoba dalam sample urine pasien.
V.
PRINSIP : Pada
strip mengandung konjungat drugs IgG anti narkoba, dimana subtrat urin yang
mengandung drugs (AMP/THC/MOR) akan bereaksi dengan konjungat dimana hasil (+)
ditandai dengan terbentuknya garis merah pada test, (-) pada control.
VI. DASAR TEORI
Narkoba adalah singkatan dari
narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain
yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan
singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.
Semua istilah ini, baik "narkoba"
ataupun "napza", mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki
risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya
adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien
saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini
persepsi itu disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang
semestinya.
Jenis-jenis Narkoba Narkoba merupakan
singkatan dari Narkotika dan Obat/Bahan berbahaya yang telah populer beredar
dimasyarakat perkotaan maupun di pedesaan, termasuk bagi aparat hukum.
Sebenarnya dahulu kala masyarakat juga mengenal istilah madat sebagai sebutan
untuk candu atau opium, suatu golongan narkotika yang berasal dari getah kuncup
bunga tanaman Poppy yang banyak tumbuh di sekitar Thailand, Myanmar dan Laos
(The Golden Triangle) maupun di Pakistan dan Afganistan.
Selain Narkoba, istilah lain yang
diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan RI adalah NAPZA yaitu
singkatan dari Narkotika, Pasikotropika dan Zat adiktif lainnya. Semua istilah
ini sebenarnya mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko yang
oleh masyarakat disebut berbahaya yaitu kecanduan (adiksi).
Narkoba atau NAPZA merupakan bahan/zat yang
bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf
pusat/otak sehingga bilamana disalahgunakan akan menyebabkan gangguan fisik,
psikis/jiwa dan fungsi sosial. Karena itu Pemerintah memberlakukan
Undang-Undang untuk penyalahgunaan narkoba yaitu UU No.5 tahun 1997 tentang
Psikotropika dan UU No.22 tahun 1997 tentang Narkotika.
Test
didasarkan pada kompetisi penjenuhan IgG anti-narkoba yang mengandung substrat
enzim (ada dalam keadaan bebas di zone S) merupakan “Antibodi Pendeteksi
dalam Strip” oleh narkoba sampel/urine “Antigen dalam Sample”
atau narkoba yang telah dikonjugasi enzim “Antigen dalam Strip Test”
(ada dan terfiksir di zone T). Jika dijenuhi oleh narkoba sampel (sampel
positif narkoba), maka IgG anti narkoba-substrat tidak akan berikatan dengan
narkoba-enzimnya, sehingga tidak terjadi reaksi enzim-subtrat yang berwarna.
Sebaliknya jika tidak dijenuhi (sampel negatif narkoba) atau hanya sebagian
dijenuhi (sampel mengandung narkoba dalam jumlah di bawah ambang batas
pemeriksaan/CUTOFF), maka IgG anti-narkoba-substrat akan berikatan dengan
narkoba-enzimnya secara penuh atau sebagian, sehingga terjadi reaksi
enzim-substrat yang berwarna penuh (gelap) atau lamat-lamat (ragu-ragu).
Valid tidaknya test dikontrol dengan
mengikutsertakan pada zone S suatu kontrol validitas yang berupa IgG goat-substrat.
Karena IgG goat bukan antibodi spesifiknya narkoba, maka baik pada
sampel urin yang ada, ada dalam jumlah di bawah ambang batas pemeriksaan atau
tidak ada sama sekali narkobanya, semuanya tidak akan menjenuhi dan hanya akan
mendifusikan IgG goat-substrat dari zone S ke zone C untuk menemui dan
mengikat IgG anti-IgG goat yang dikonjugasi enzim (KAGE) sehingga
terjadi reaksi enzim-substrat yang berwarna di zone C.
(http://abiluvummi.wordpress.com/2011/01/31/laporan-immunologi-p-narkoba/)
VII.
PRA ANALITIK
A.
Persiapan pasien :
tidak memerlukan persiapan khusus
B.
Persiapan Sampel : urin
sewaktu
C.
Alat dan Bahan :
1.
Strip test Narkoba
2.
Urine
3.
Timer
4.
Wadah
penampung Urine
VIII.
ANALITIK
1. Simpan sampel pada suhu kamar, lalu buka
bungkus strip dan gunakan sesegera mungkin.
2. Celupkan secara vertical strip pada specimen
urine selama 10-15 detik, jangan melebihi batas urine.
3. Tunggu terbentuknya garis. Baca hasil pada 5
menit, jangan lebih dari 10 menit.
IX. Interpretasi
Hasil
1)
Positif : Hanya terbentuk pita
pink pada Control (C)
2)
Negative : Terbentuk dua pita pink
pada Control (C) dan pada Test (T).
3)
Invalid : Tidak terbentuk pita
pink pada Control (C) dan pada Test (T). atau terbentuk pita pink pada Test (T)
sedangkan pada Control (C) tidak terbentuk pita pink.

X. HASIL
PEMERIKSAAN
NAMA PASIEN :
JENIS KELAMIN :
UMUR :
HASIL :
negative (-) terbentuk 2 garis pada control dan test
XI. PEMBAHASAN
Narkoba
adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain
"narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza
yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.
Dalam Pemeriksaan Narkoba ada
beberapa cara salah satunya dengan menggunakan Rapid Test. Rapis Test ini
menggunakan Strip, dalam Strip Test tersebut ada yang menggunakan 3 Parameter
yaitu Amphetamine (AMP), Marijuana (THC), Morphin (MOP) dan ada yang
menggunakan 6 Parameter yaitu Ampethamine (AMP), Methampethamine (METH),
Cocaine (COC), Morphine (MOP), Marijuana (THC), Benzodiazephine (BZO). Dalam
pemeriksaan kali ini kita memakai Strip Test dengan 3 parameter.
Strip test telah Dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat dibuat dalam bentuk imunokromatografi kompetitif
kualitatif yang praktis, tidak memerlukan tenaga trampil dan cepat (hasil dapat
diperoleh dalam 3-10 menit). Dengan sampel urin teknik ini memiliki sensitivitas
sesuai dengan standard National Institute on Drug Abuse (NIDA, sekarang
SAMHSA), dan dengan spesifisitas 99,7%.
Pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan
narkoba dengan mengunakan metode Immunochromatografi Kompetitif dengan 3
parameter pemerikasaan yang ditandai hasil positif dengan terbentuk hanya 1
garis yaitu pada area control, dan hasil negative dengan terbentuk 2 garis
yaitu pada area control dan test, dan invalid apabila terbentuk garis pada test
atau tidak terbentuk sama sekali garis.
Perlu diingat untuk pemeriksaan ini, pembacaan
harus dilakukan saat 5 menit dan tidak boleh melebihi 10 menit karena akan
terbentuk hasil yang positif palsu.
Pada prkatikum kali ini dilakukan pemeriksaan
pada pasien dan di perolah hasil yang negative yaitu di tandai dengan terbentuk
2 garis yaitu pada area control dan test.
XII. KESIMPULAN
Dari pemeriksaan terhadap pasien di
peroleh hasil negative yaitu ditandai ndengan terbentuk 2 garis yaitu pada area
control dan test.
http://www.djamilah-najmuddin.com/sifilis-pada-wanita
DAFTAR
PUSTAKA
Hardjoeno.
2007. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diaggnostik. Cet 5. Makassar:
Hasanuddin University Press.
(http://id.wikipedia.org/wiki/HIV)http://www.djamilah-najmuddin.com/sifilis-pada-wanita
keseluruhan diakses online pada 7
januari 2013
silahkan gunakan semua situs di dapus ini, tapi untuk makalah ini cocokan pada bagian tinjauan pustakanya yaaaaaa............
pembahasan kurang jelas
BalasHapus