A. PEMERIKSAAN 5
I.
JUDUL : PLANO TEST
II. TANGGAL PRAKTIKUM :
III.
METODE : Imunokromatografi dan cara langsung
IV.
TUJUAN : HCG merupakan suatu tahap tes yang menggunakan urine
secara imunokromatografi untuk mendeteksi adanya human karionik
gonadotropin dalam urine dan juga mendeteksi adanya kehamilan.
V.
PRINSIP :
A.
Immunokromatografi, HCG merupakan
suatu tahap tes yang menggunakan urine secara imunokromatografi untuk
mendeteksi adanya human karionik gonadotropin dalam urine dan juga mendeteksi
adanya kehamilan.
B.
Langsung, HCG yang terdapat dalam urine
bereaksi dengan anti HCG yang terikat pada partikel latex. Reaksi ini
ditunjukan dengan adanya aglutinasi pada partikel latex.
VI.
DASAR
TEORI
Metode tes kehamilan yang dilakukan
adalah metode imunokromatografi dengan menggunakan sampel berupa air seni
(urin). Alat yang digunakan untuk pemeriksaan merupakan alat yang dijual secara
bebas dan dapat dipergunakan kapanpun dan oleh siapapun. Keuntungan strip uji
kehamilan adalah bisa dilakukan sendiri di rumah, prosedur pengujian yang mudah
dilakukan, harga strip yang relatif murah, jenis alat tes bervariasi, akurasi
hasil uji yang tinggi (97 – 99%), serta dapat mendeteksi kehamilan lebih dini.
Mekanisme kerja tes kehamilan
melalui air seni ini adalah dengan menggunakan prinsip adanya ikatan antibodi
antigen. Sebagai antigennya adalah adanya protein hormon beta hCG (hormon yang
dihasilkan trofoblas/bagian plasenta) dan sebagai antibodi adalah antibodi yang
dihasilkan binatang kuda yang disuntik hormon beta Hcg.
Antibodi yang berupa protein ini
dikloning pada bakteri E coli. Kemudian antibodi dalam jumlah tertentu ini,
setelah direaksikan dengan zat tertentu yang akan berubah warna bila bereaksi
dengan antigen, ditempelkan pada alat pemeriksa. Kadar antibodi yang ada akan
menentukan kepekaannya. Karena itu, ada dua macam kepekaan, yaitu 25 mIU dan 50
mIU. Kepekaan ini yang menentukan pada hari ke berapa alat ini sudah peka untuk
mendeteksi kehamilan. Sebagai contoh, untuk 25 mIU, dapat mendeteksi kehamilan
saat hari pertama mens berikut, sementara 50 mIU perlu sepuluh hari terlambat.
Aschheim dan Zondek telah
menggunakan uji kehamilan dengan penanda hCG sejak tahun 1920. Uji biologis ini
menggunakan hewan (katak, tikus, kelinci) yang kemudian disuntik dengan serum
atau urin perempuan yang diduga hamil untuk melihat reaksi yang terjadi pada
ovarium atau testes hewan percobaan tersebut. Prinsip uji biologik penanda 3
hCG selanjutnya dikembangkan dengan cara mengambil antiserum hCG dari hewan
yang telah memproduksi antibodi hasil stimulasi dengan hCG (protein dengan
sifat antigenik). Bila urin diteteskan ke antiserum maka terjadi mediasi
aktifitas antiserum untuk beraksi dengan partikel lateks yang dilapisi dengan
hCG (latex particle agglutination inhibition test) atau sel darah merah
yang telah disensitisasi dengan hCG (hemagglutination inhibition test).
Pada perempuan yang hamil, hCG di dalam urinnya akan menetralisir antibodi
dalam antiserum sehingga tidak terjadi reaksi aglutinasi. Pada perempuan yang
tidak hamil, tidak terjadi netralisasi antibodi sehingga terjadi reaksi
aglutinasi.
Reaksi antigen antibody
Reaksi pembentukan kompleks antigen
antibodi antara HCG sebagai antigen dan anti HCG sebagai antibody bersifat
spesifik. Antibodi akan mengenali antigen pada lokasi tertentu yang disebut epitop.
Antibodi poliklonal adalah antibodi yang mengenali suatu antigen melalui ikatan
dengan epitop yang bervariasi karena berasal dari sel B yang berbeda-beda.
Sedangkan antibodi monoklonal lebih spesifik mengenali antigen pada satu epitop
tertentu karena berasal dari satu sel B yang dibiakan.
Terdapat 3 antibodi
anti HCG pada strip
Antibodi tersebut adalah antibodi
anti HCG yang pertama (kita sebut saja anti HCG-1), antibodi anti HCG yang
kedua (anti HCG-2) dan anti-anti HCG-1 (antibodi dengan anti HCG-1 sebagai
antigen). Ketiga antibodi itu terletak di lokasi yang berbeda dengan sifat yang
berbeda pula. Anti HCG-1 bersifat mobile sehingga bisa ikut berpindah ke area
Test (T) dan Control (C) melalui gerakan kapilaritas. Anti HCG-1 merupakan
antibodi monoklonal sedangkan anti HCG-2 bersifat poliklonal. Anti HCG-2 di
area T dan anti-anti HCG-1 di area C bersifat fixed atau tertanam, artinya
tidak dapat berpindah sehingga tidak ikut mengalir/berpindah tempat.
VII.
PRA ANALITIK
1.
Persiapan Pasien : Tidak memerlukan persiapan Khusus
2.
Persiapan sampel : Urin
3.
Alat dan Bahan
a.
Tabung
reaksi
b.
Test
strip
c.
Urine
d.
Slide
e.
Klinipet
f.
kontrol
positif
g.
kontrol
negative
h.
Reagen
latex
VIII. ANALITIK
A. Metode strip
1.
Siapkan
alat dan bahan yang akan digunakan
2.
celupkan
strip kedalam urine selama 10-15 detik
3.
keluarkan
kemudian baca hasilnya setelah 3 detik
B.
Langsung
1. Siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan
2. Pipet pada tempat berbeda sampel
urine sebanyak 1 tetes (3 tempat)
3. Tambahkan masing-masing 1 tetes
control positif, control negatif dan reagen latex.
4. Campur dan homogenkan.
5. Amati reaksi yang terjadi, hasil dibaca
setelah 2 menit. Hasil tidak dibaca setelah 3 menit
IX.
INTERPRETSASI HASIL
A.
Interpretasi Hasil metode strip :
Ø
Positif : jika ada dua garis pada
daerah control dan test.
Ø
Negatif
: jika terdapat satu garis pada daerah control.
- Invalid : - Terbentuk garis pada area T dan tidak terbentuk garis pada area C
- Tidak terbentuk garis
- Invalid : - Terbentuk garis pada area T dan tidak terbentuk garis pada area C
- Tidak terbentuk garis
B.
Interpretasi
hasil metode langsung :
Ø
Positif
: Terjadi aglutinasi.
Ø
Negatif
: Tidak terjadi aglutinasi
X.
HASIL PEMERIKSAAN
NAMA PASIEN :
JENIS KELAMIN :
UMUR :
HASIL :
XI.
PEMBAHASAN
Terdapat 3
antibodi anti HCG pada strip
Antibodi tersebut
adalah antibodi anti HCG yang pertama (kita sebut saja anti HCG-1), antibodi
anti HCG yang kedua (anti HCG-2) dan anti-anti HCG-1 (antibodi dengan anti
HCG-1 sebagai antigen). Ketiga antibodi itu terletak di lokasi yang berbeda
dengan sifat yang berbeda pula. Anti HCG-1 bersifat mobile sehingga bisa ikut
berpindah ke area Test (T) dan Control (C) melalui gerakan kapilaritas. Anti
HCG-1 merupakan antibodi monoklonal sedangkan anti HCG-2 bersifat poliklonal.
Anti HCG-2 di area T dan anti-anti HCG-1 di area C bersifat fixed atau
tertanam, artinya tidak dapat berpindah sehingga tidak ikut mengalir/berpindah
tempat.
Bila urin
mengandung HCG
HCG sebagai
antigen, akan berikatan dengan anti HCG. Gaya kapilaritas membawa senyawa
ikatan HCG dan anti HCG-1 menuju daerah T. Di daerah T, anti HCG-2 akan
berikatan dengan HCG yang telah berikatan dengan anti HCG-1 namun pada epitop
yang berbeda. Terbentuklah kompleks anti HCG-1, HCG, dan anti HCG-2. Enzim
menjadi aktif dan daerah T berwarna merah. Selanjutnya, sisa anti HCG-1 yang
belum berikatan dengan HCG akan menuju daerah C dan berikatan dengan anti-anti
HCG-1. Kompleks ini akan mengaktifkan enzin sehingga daerah T berwarna merah.
Pada akhirnya, akan terlihat dua strip merah yaitu pada daerah T dan daerah C
dan diintepretasikan sebagai hasil positif hamil.
Bila urin
tidak mengandung HCG
Urin tidak
mengandung HCG sehingga tidak terjadi kompleks anti HCG-1 dengan HCG. anti
HCG-1 yang bebas kemudian menuju ke area T tempat anti HCG-2. Karena tidak ada
HCG maka tidak akan terjadi interaksi antara anti HCG1 dan anti HCG-2 melalui
perlekatan dengan HCG pada epitop berbeda.Enzim pada anti HCG-1 tetap inaktif
dan reaksi enzimatis pembentukan warna tidak terjadi. Akibatnya anti HCG-1 akan
terus ikut gaya kapilaritas menuju daerah C. Di daerah ini terjadi kompleks
antigen antibodi yaitu anti HCG-1 (sebagai antigen) dengan anti anti HCG-1
(sebagai antibodi terhadap anti-HCG-1). Kompleks ini membuat enzim aktif
sehingga terbentuk warna merah. Warna merah hanya pada area C sehingga hanya
ada satu garis dan diintepretasikan sebagai hasil negatif hamil (tidak hamil).
Pada praktikum uji kehamilan (direct
latex agglutination)kita menguji urin untuk menunjukkan pada urin wanita hamil
tekandung hormon hCG (Human Chorionic Gonadtropine) dan menunjukkan tidak
terkandung (negative) hCG (Human Chorionic Gonadtropine) pada urin wanita tidak
hamil dan urin pria. Dengan menggunakan metode aglutinasi lateks. Hormon
Chorionic Gonadotropin (hCG) adalah hormon gonadotropin
yang disekresi oleh wanita hamil dan disintesa oleh sel-sel sintitio tropoblas dari placenta. Hormon hCG mempunyai dua rangkaian rantai peptide yaitu α yang mengandung 92 asam amino dan β mengandung 145 asam amin. Hormon Chorionic Gonadotropin (hCG) mempertahankan korpus luteum yang terbentuk ketika sel telur dibuahi yang dilanjutkan dengan terjadinya ovulasi. Hormon hCG berdampak pada meningkatnya produksi progesterone oleh indung telur sehingga menekan menstruasi dan menjaga kehamilan. Produksi hormon hCG akan meningkat hingga hari ke 70 dan akan menurun selama sisa kehamilan. Hormon ini di ekskresikan melalui urin juga terdapat dalam serum. Kali ini kta akan mendeteksi hormon hormon hCG di urin wanita hamil.
yang disekresi oleh wanita hamil dan disintesa oleh sel-sel sintitio tropoblas dari placenta. Hormon hCG mempunyai dua rangkaian rantai peptide yaitu α yang mengandung 92 asam amino dan β mengandung 145 asam amin. Hormon Chorionic Gonadotropin (hCG) mempertahankan korpus luteum yang terbentuk ketika sel telur dibuahi yang dilanjutkan dengan terjadinya ovulasi. Hormon hCG berdampak pada meningkatnya produksi progesterone oleh indung telur sehingga menekan menstruasi dan menjaga kehamilan. Produksi hormon hCG akan meningkat hingga hari ke 70 dan akan menurun selama sisa kehamilan. Hormon ini di ekskresikan melalui urin juga terdapat dalam serum. Kali ini kta akan mendeteksi hormon hormon hCG di urin wanita hamil.
Pada praktikum kali ini dilakukan dengan
dua metode yaitu metode strip dan slide aglutinasi, dan pada sampel pasien
diperoleh hasil yang negative yaitu terbentuk 1 garis pada are control untuk
metode strip dan tidak terjadi aglutinasi pada metode slide aglutinasi.
XII.
KESIMPULAN
Uji Plano tes didasarkan pada
terbentuknya hCG pada urin pasien. Untuk metode strip di dasarkan pada
terbentuknya garis yang menggunakan prinsip immunochromatograpi, dan metode
slide aglutinasi yaitu didasarkan pada terbentuknya reaksi aglutinasi.
Dari hasil pemeriksaan pada pasien
diperoleh bahwa pasien tidak dalam kondisi hamil Karen hasil uji plano tes
negative.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar