Senin, 14 Januari 2013

Makalah imunologi FAT(IFA)



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pengertian dan sejarah FAT (IFA)

Antibodi Fluorescent Teknik  adalah alat diagnostik di mana pewarna fluorescent ditambahkan ke jaringan yang mengandung anti gen. Hasilnya menyebabkan wilayah yang ditargetkan bersinar dengan sinar ultraviolet bila dilihat dengan mikroskop fluorescent.
Imunofluoresen adalah metode imunologi untuk mendeteksi antibodidari berbagai kelas immunoglobulin dalam serum, cairan ludah, cairan otak dengan cara mereaksikan antibody dan antigen spesifik dan anti-antibodi yang dilabel denagan Fluoresence Isothiocyanat (FITC), sehingga terpancar sinar warna hijau atau merah jika di label dengan Rodhamin. Tetapi dalam perkembangan sekarang imunofluoresen banyak digunakan dalam penelitian untuk mendeteksi antigen antigen atau antibody dalam mukosa usus, mukosa mulut, dan dalam jaringan, urine, cairan mata.
Fluorescent Antibody Technique (FAT) untuk penggunaan didalam mikrobiologi telah diperlihatkan pertama kali oleh Coons, at all pada tahun 1942. sebelumnya telah diperkenelka penandaan protein antibodi dengan zat warna yang dapat berfluoresensi. Fluoresensi merupakan pemancaran sinar oleh atom atau molekul setelah terlebih dahulu disinari. Zat warna yang dapat befluoesensi disebut fluorokrom. Pada dasarnya teknik fluoresen antibodi ini merupakan kombinasi cara-cara imunologis dan pewarnaan. Adanya antigen akan diperlihatkan dengan perantaraan antibodi yang telah disenyawakan dengan fluorkrom.
Dan tes ini  mulai diperkenalkan sejak tahun 1962 dalam bidang pemeriksaan parasitologi dengan memakai tekhnik indirect fluorescent antibody test. Tes ini berguna mendeteksi adanya antibody specific terhadap malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat minimal. Tes ini kurang bermanfaat sebagai alat diagnostic sebab antibody baru terjadi setelah beberapa hari parasitemia. Manfaat tes serologi terutama untuk penelitian epidemiologi atau alat uji saring donor darah.
Pendeteksi antibody dan antigen yang perlu diperhatikan adalah fiksasi protein spesifik dengan bahan kimia, sehingga diperlukan pemilihan yang tepat bahan kima yang terbaik seperti Formaldehyde, aceton, methanol, dan alcohol. Sehingga tidak merusak epitop dan paratope pada saat direaksikan untuk ikatan komplek antigen dan antibody.

2.2.Regensia serta Alat dan Bahan yang digunakan dalam Metode FAT (IFA)
Deckglass, objek glas, serum sampel, antigen dari sel kultur atau antigen dari jaringan, Aceton, Feotal Calf Serum (FCS), Phospat Buffer Saline (PBS). Pinset, Gelas Inkubator, Kotak inkubator, Inkubator 37oC, Konjugat Fragmen immunoglobulin, Mikroskop Fluorescent, Rhodamin.

2.3.Macam-macam Pemeriksaan Pemeriksaan FAT (IFA)
Metode FAT (IFA) dikenal ada 2 macam pemeriksaan yaitu
A.    Antibodi Fluorescent Teknik, Langsung
Suatu bentuk teknik antibodi fluorescent memanfaatkan terkonjugasi fluorochrome ke antibodi, yang ditambahkan secara langsung ke jaringan atau suspensi sel untuk mendeteksi antigen tertentu. Atau dengan cara melabel langsung antibodinya.





B.     Antibodi Fluorescent Teknik, Langsung
Suatu bentuk teknik antibodi fluorescent yang biasa digunakan untuk mendeteksi antibodi serum dan kompleks imun pada jaringan dan mikroorganisme dalam spesimen dari pasien dengan penyakit menular. Teknik ini melibatkan pembentukan sebuah kompleks antigen-antibodi yang diberi label dengan fluorescein-conjugated anti-antibodi immunoglobulin.  Atau melalui perantara antibody yang kedua dalam produk pasar dikenal dengan Konjugat Imunoglobulin Fragment.

2.4.Cara Pemeriksaan.
A.    Direct Imunofluoresen (Deteksi Antigen)
1.      Sel pada deck cover glass yang diinfeksi dengan virus difiksasi dengan aceton-20oC selama 15 menit.
2.      Cuci dengan PBS dan keringkan pada temperature ruangan sampai kering.
3.      Masukan deck cover glass pada PBS yang mengandung 1%FCS dan biarkan 15 menit.
4.      Siapkan serum sampel dan encerkan dengan PBS sesuai keperluan.
5.      Teteskan 20µl serum sampel di atas glass obyek.
6.      Taruh deck cover glass di atas sampel dengan bagian sel di bawah dan letakkan dalam kotak dan kertas yang telah dibasahi dengan air.
7.      Inkubasi pada incubator denagan temperatur 37oC selama 45 menit.
8.      Cuci dengan PBS 1%FCS selama 15 Menit.
9.      Siapkan Konjugat fragmen Imunoglobulin dengan pengenceran 1:100µl.
10.  Teteskan Konjugat 20µl di atas glas obyek dan letakkan deck cover glass di atasnya.
11.  Inkubasi pada incubator dengan temperatur 37oC selama 15 menit
12.  Cuci dengan PBS 1%FCS selama 15 menit dan selanjutnya angkat deck cover glass dan sentuhkan deck cpver glass pada kertas tissue agar airnya berkurang, sehingga kering tapi basa.
13.  Teteskan Glycerin 50% 20µl di atas glass obyek dan selanjutnya deck cover glass di taruh diatasnya dan langsung dilihat hasilnya dengan mikroskop fluorescent pada pembesaran 40x. catatan preparat ini dapat disimpan pada 4oC sampai 2-3 minggu.

3 komentar: