BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.Pengertian
dan sejarah FAT (IFA)
Antibodi Fluorescent Teknik adalah alat diagnostik di mana pewarna
fluorescent ditambahkan ke jaringan
yang mengandung anti gen. Hasilnya menyebabkan
wilayah yang ditargetkan bersinar dengan
sinar ultraviolet bila dilihat dengan mikroskop fluorescent.
Imunofluoresen
adalah metode imunologi untuk mendeteksi antibodidari berbagai kelas
immunoglobulin dalam serum, cairan ludah, cairan otak dengan cara mereaksikan
antibody dan antigen spesifik dan anti-antibodi yang dilabel denagan
Fluoresence Isothiocyanat (FITC), sehingga terpancar sinar warna hijau atau
merah jika di label dengan Rodhamin.
Tetapi dalam perkembangan sekarang imunofluoresen banyak digunakan dalam
penelitian untuk mendeteksi antigen antigen atau antibody dalam mukosa usus,
mukosa mulut, dan dalam jaringan, urine, cairan mata.
Fluorescent
Antibody Technique (FAT) untuk penggunaan didalam mikrobiologi telah
diperlihatkan pertama kali oleh Coons, at all pada tahun 1942. sebelumnya telah
diperkenelka penandaan protein antibodi dengan zat warna yang dapat
berfluoresensi. Fluoresensi merupakan pemancaran sinar oleh atom atau molekul
setelah terlebih dahulu disinari. Zat warna yang dapat befluoesensi disebut
fluorokrom. Pada dasarnya teknik fluoresen antibodi ini merupakan kombinasi
cara-cara imunologis dan pewarnaan. Adanya antigen akan diperlihatkan dengan
perantaraan antibodi yang telah disenyawakan dengan fluorkrom.
Dan tes ini mulai
diperkenalkan sejak tahun 1962 dalam bidang pemeriksaan parasitologi dengan
memakai tekhnik indirect fluorescent antibody test. Tes ini berguna
mendeteksi adanya antibody specific terhadap malaria atau pada keadaan dimana
parasit sangat minimal. Tes ini kurang bermanfaat sebagai alat diagnostic sebab
antibody baru terjadi setelah beberapa hari parasitemia. Manfaat tes serologi
terutama untuk penelitian epidemiologi atau alat uji saring donor darah.
Pendeteksi antibody dan antigen yang perlu diperhatikan adalah
fiksasi protein spesifik dengan bahan kimia, sehingga diperlukan pemilihan yang
tepat bahan kima yang terbaik seperti Formaldehyde,
aceton, methanol, dan alcohol. Sehingga tidak merusak epitop dan paratope
pada saat direaksikan untuk ikatan komplek antigen dan antibody.
2.2.Regensia
serta Alat dan Bahan yang digunakan dalam Metode FAT (IFA)
Deckglass, objek glas,
serum sampel, antigen dari sel kultur atau antigen dari jaringan, Aceton,
Feotal Calf Serum (FCS), Phospat Buffer Saline (PBS). Pinset, Gelas Inkubator,
Kotak inkubator, Inkubator 37oC, Konjugat Fragmen immunoglobulin,
Mikroskop Fluorescent, Rhodamin.
2.3.Macam-macam
Pemeriksaan Pemeriksaan FAT (IFA)
Metode FAT (IFA)
dikenal ada 2 macam pemeriksaan yaitu
A. Antibodi Fluorescent Teknik,
Langsung
Suatu bentuk teknik antibodi
fluorescent memanfaatkan terkonjugasi fluorochrome ke antibodi, yang ditambahkan
secara langsung ke jaringan
atau suspensi sel untuk mendeteksi antigen tertentu. Atau
dengan cara melabel langsung antibodinya.
B. Antibodi Fluorescent Teknik,
Langsung
Suatu bentuk teknik antibodi
fluorescent yang biasa digunakan untuk mendeteksi antibodi serum dan kompleks imun pada jaringan dan mikroorganisme dalam spesimen dari pasien dengan penyakit menular. Teknik
ini melibatkan pembentukan sebuah
kompleks antigen-antibodi yang diberi label dengan fluorescein-conjugated anti-antibodi immunoglobulin. Atau melalui perantara antibody yang kedua
dalam produk pasar dikenal dengan Konjugat Imunoglobulin Fragment.
2.4.Cara
Pemeriksaan.
A. Direct
Imunofluoresen (Deteksi Antigen)
1. Sel
pada deck cover glass yang diinfeksi
dengan virus difiksasi dengan aceton-20oC selama 15 menit.
2. Cuci
dengan PBS dan keringkan pada temperature ruangan sampai kering.
3. Masukan
deck cover glass pada PBS yang
mengandung 1%FCS dan biarkan 15 menit.
4. Siapkan
serum sampel dan encerkan dengan PBS sesuai keperluan.
5. Teteskan
20µl serum sampel di atas glass obyek.
6. Taruh
deck cover glass di atas sampel
dengan bagian sel di bawah dan letakkan dalam kotak dan kertas yang telah
dibasahi dengan air.
7. Inkubasi
pada incubator denagan temperatur 37oC selama 45 menit.
8. Cuci
dengan PBS 1%FCS selama 15 Menit.
9. Siapkan
Konjugat fragmen Imunoglobulin dengan pengenceran 1:100µl.
10. Teteskan
Konjugat 20µl di atas glas obyek dan letakkan deck cover glass di
atasnya.
11. Inkubasi
pada incubator dengan temperatur 37oC selama 15 menit
12. Cuci
dengan PBS 1%FCS selama 15 menit dan selanjutnya angkat deck cover glass dan sentuhkan deck
cpver glass pada kertas tissue agar airnya berkurang, sehingga kering tapi
basa.
13. Teteskan
Glycerin 50% 20µl di atas glass obyek dan selanjutnya deck cover glass di taruh diatasnya dan langsung dilihat hasilnya
dengan mikroskop fluorescent pada pembesaran 40x. catatan preparat ini dapat
disimpan pada 4oC sampai 2-3 minggu.
thnkssss
BalasHapusOkk.. sama2. Semoga bisa bermanfaat
HapusMbak metode nya itu ada dua apa hnya satu, ko kyk sma judulnya nya ya??
BalasHapus